Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

PINJOL: BENCANA DOMPET JEBOL



Oleh : Agnes Adhani


ADA seorang mahasiswa pengurus Ormawa mengirim pesan mau bertemu dengan saya . Saya menduga, ia akan meminta saya menjadi narasumber suatu acara. Ternyata dia datang berempat dengan temannya, salah satunya berwajah kuyu dan kusut dengan air mata menggenang di sudut mata yang memerah. Saya kaget ada apa ini. Ternyata oh ternyata mahasiswi kuyu itu terjerat pinjol (pinjaman online). 


FENOMENA pinjol memang semakin marak, apalagi pada akhir Oktober terdapat 97 pinjol legal yang mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 29 Oktober 2024 dengan pagu pinjaman bisa sampai 2 milyar tanpa agunan. Pemerintah melalui OJK gila-gilaan memberi izin pinjol yang menjerat masyarakat.  Penyedia layanan peminjaman online ini bergabung dalam asosiasi fintech perdanaan Bersama Indonesia (AFPI). Kehadiran pinjol yang menawarkan jasa peminjaman dana dengan cepat dan mudah dengan menawarkan fasilitas bunga yang rendah dan persyaratan mudah, sungguh menggiurkan. 


PENGUTANG biasanya menggunakan cara pintas mendapatkan uang cash dengan cepat dan agak emosional, kurang berpikir panjang. Apalagi mahasiswa, yang belum bisa menghasilkan uang berani meminjam uang demi gaya hidup. Bermodal KTP, nomer HP aktif, dan foto wajah pinjaman langsung klunthing, masuk rekening. Apalagi maraknya iklan pinjol di internet yang cukup menggoda. Cukup dengan unduh aplikasi sudah melimpah informasi yang terpajan dengan informasi bunga 0,03%, limit pinjaman tinggi, tenor pengembalian panjang. Hal ini sungguh menggoda. 


PARA korban pinjol rata-rata adalah orang yang beriman tipis, berkepribadian lemah, mudah tergoda dan tergiur oleh iming-iming uang, bergaya hidup tak selaras dengan kemampuan alias besar pasak daripada tiang. Selain berasal dari keluarga yang memang mementingkan penampilan wah, memiliki kebiasaan berutang, sehingga hal itu ditiru oleh anak-anaknya. Banyak keluarga tidak terbuka kepada anak-anaknya tentang penghasilan orang tua, memanjakan anak dengan mengabulkan semua keinganannya, bergaya hidup hedonis dengan wisata kuliner, healing, dan bling-bling. 


PERGAULAN yang tidak benar, bertemu dengan orang yang salah, di tempat yang salah, dan pada waktu yang salah merupakan salah satu penyebab seseorang terjerat pinjol.  Maraknya tempat makan, hiburan, dan iklan serta belanja online, termasuk di dalamnya  (judol) judi online membuat orang membutuhkan uang.


MENJADI pribadi beriman tebal, berkepribadian kuat, hidup semenjana dan ugahari, tidak mengejar keinginan, menakar sesuatu dengan aku butuh ini bukan aku ingin ini. Selain itu berusaha menjadi diri sendiri, tidak ingin menjadi seperti orang lain merupakan modal menangkal pinjol yang bisa menjebol dompet dan rekening kita. Jangan sampai habis-habisan, entek-entekan, entek omah entek alas ‘habis-habis, rumah habis, hutan habis’.


TIPS agar tidak terjerat pinjol (1) cek lembaga penyedia pinjaman terdaftar dan berizin OJK, (2) sesuaikan pinjaman dengan kebutuhan dan kemampuan, (3) periksa bunga dan denda pinjaman sebelum meminjam, (4) pahami kontrak perjanjian, (5) lunasi cicilan tepat waktu, (6) jangan meminjam untuk melunasi pinjaman selanjutnya alias gali lubang tutup lubang. 


MARI kita menjadi lebih bijak berliterasi keuangan, mengelola keuangan pribadi dan keluarga dengan perencanaan, penggunaan, pencatatan, dan pengevaluasian penggunaan uang agar pinjol gulung tikar. Kerberhasilan berliterasi keuangan adalah terbebas dari pinjol sebagai bencana dompet jebol. (*)

IKLAN

Recent-Post