2.398 Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Ponorogo Menyuguhkan Tarian Kolosal Gumebyaring Gunung Gamping
PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Bentuk dukungan pembangunan Monumen Reyog dan Museum Peradaban (MRMP). Sebanyak 2.398 guru pendidikan anak usia dini (PAUD) di Ponorogo menyuguhkan tarian kolosal Gumebyaring Gunung Gamping dengan memilih area car free day (CFD) di sepanjang Jalan Hadji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto sebagai panggung terbuka, Minggu (4/5/2025) lalu.
Ribuan anggota Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) dan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Ponorogo itu seolah melakukan jenderalan (gladi bersih) sebelum menari kolosal di kawasan MRMP yang berada di perbukitan kapur Kecamatan Sampung. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Ponorogo Nurhadi Hanuri, gelaran awal tarian masal Gumebyaring Gunung Gamping masih dalam rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025. "Kami ingin menunjukkan bahwa layanan pendidikan anak usia dini begitu luar biasa " kata Kepala Dinas Pendidikan Ponorogo Nurhadi Hanuri.
Hanya ada dua TK negeri di Ponorogo. Keberadaan ratusan TK dan PAUD lainnya berkat dedikasi para guru yang mengajar di satuan pendidikan pra-sekolah dasar (SD) itu. "Semua guru satuan pendidikan usia dini memiliki semangat dan tanggung jawab yang sama dalam membangun pendidikan. Semoga kesejahteraan mereka meningkat bersamaan PAUD masuk program wajib belajar 13 tahun," jelas Kepala Dinas Pendidikan Ponorogo Nurhadi Hanuri.
Tari Gumebyaring Gunung Gamping menggambarkan keceriaan anak-anak saat menirukan aktivas penambangan batu kapur. Di kawasan tambang itu berdiri monumen dan museum megah menjulang setinggi 126 meter. Kata Kepala Dinas Pendidikan Ponorogo Nurhadi Hanuri, identitas budaya menjadi ciri khas kuat pola pendidikan di Ponorogo setelah reyog secara resmi menjadi muatan lokal wajib pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. "Kami juga segera meluncurkan program Pono Boso Jowo sebagai gerakan penghidupan kembali penggunaan bahasa Jawa di lingkungan sekolah," tegasnya. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Ponorogo. (KR-YUN/AS)