Dinas Pendidikan Ponorogo Padukan Budaya dengan Perkembangan Teknologi Untuk Transformasi Pendidikan
PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Perpaduan berimbang antara muatan lokal yang sarat unsur budaya dan mata pelajaran pilihan yang modern. Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo sedang merumuskan kerangka acuan pembelajaran yang relevan dan adaptif terhadap perkembangan zaman itu. “Pana Basa Jawa menjadi mata pelajaran muatan lokal dan kesenian Reog Ponorogo sebagai materi wajib mulai dari PAUD sampai SMA sederajat,” kata Kadindik Ponorogo Nurhadi Hanuri, Senin (7/7/2025) lalu. “Kami juga mulai mengenalkan mata pelajaran pilihan coding dan AI (kecerdasan buatan) sebagai bentuk integrasi keterampilan digital,” imbuhnya.
Nurhadi menyebut muatan lokal dan materi wajib itu akan membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara akademik. Melainkan juga memahami akar budaya sehingga menjunjung tinggi identitas daerahnya. “Kurikulum pendidikan di Ponorogo lebih kontekstual dengan lingkungan sosial dan budaya masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, mata pelajaran pilihan coding dan AI bertujuan membekali kalangan pelajar dengan keterampilan yang relevan dengan perkembangan teknologi. “Kami sedang menyusun RKAS (rencana kegiatan dan anggaran sekolah) yang memuat rencana pengembangan program selama satu tahun,” terang Nurhadi.
Penyusunan RKAS itu melibatkan pengawas dan kepala sekolah dengan mengacu pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dindik meminta para pendidik mengimbangi penerapan kurikulum anyar itu dengan meningkatkan kompetensi melalui program komunitas belajar (kombel) yang ada di setiap satuan pendidikan. “Di situ ada kegiatan berbagi praktik baik melalui kegiatan observasi dan refleksi bersama. Supaya tercipta proses pembelajaran yang lebih dinamis, menyenangkan, dan relevan dengan kebutuhan peserta didik di era sekarang ini,” terang Nurhadi yang mantan kepala sekolah itu.
Menurut dia, tahun ajaran baru 2025/2026 harus menjadi momentum penting dalam meningkatkan kualitas guru di Ponorogo. Seorang pengajar idealnya bekerja profesional sekaligus mampu menjadi sosok inspiratif yang membangkitkan semangat peserta didik. “Keberhasilan guru tidak cukup diukur dari kelancaran dalam menyampaikan materi, melainkan juga dari dampak positif terhadap peri laku dan semangat belajar peserta didik,” tegas Nurhadi.
Dindik juga mengharapkan peran lebih pengawas sehingga mampu menjadi mitra strategis bagi para guru dalam membangun pembelajaran yang lebih bermakna dan berkelanjutan. Pengawas seyogianya tidak sebatas berkutat sebagai penilai administrasi. “Saya optimistis tahun ajaran baru akan menjadi masa penting dalam transformasi pendidikan di Ponorogo. Nantinya tidak hanya melahirkan generasi yang cerdas, tetapi juga tangguh, kreatif, inovatif, dan berkarakter,” pungkas Nurhadi. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Ponorogo. (KR-FEB/AS)