Kunjungan Museum Trinil Turun, Dikbud Ngawi Fokus Promosi ke Pelajar
NGAWI (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Jumlah kunjungan ke Museum Trinil di Kabupaten Ngawi mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud), jumlah pengunjung mencapai 29 ribu orang pada 2023, namun turun menjadi 23 ribu pada tahun berikutnya. "Sementara hingga akhir Juni, kunjungan baru 9.851 orang," kata Koordinator Museum dan Budaya Dikbud Ngawi, Daud Salempana.
Penurunan terjadi hampir di semua kategori pengunjung, mulai dari pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, hingga peneliti dan wisatawan asing. "Mayoritas tetap pelajar dan mahasiswa, tapi trennya memang menurun," ujarnya.
Padahal, tarif masuk museum tergolong murah. Anak-anak dikenakan tarif Rp 2.000, pengunjung umum Rp 4.000, dan wisatawan asing Rp 10.000. Sementara kunjungan untuk keperluan penelitian dibebaskan dari biaya. "Untuk penelitian digratiskan karena bagian dari layanan edukatif," imbuhnya.
Meski angka kunjungan menurun, pihak museum tetap optimistis dapat mencapai target pendapatan dari retribusi sebesar Rp 45 juta tahun ini. Upaya promosi terus dilakukan, terutama dengan menyasar kalangan pelajar melalui kerja sama dengan sekolah dan program edukatif.
Museum Trinil dikenal sebagai salah satu situs sejarah penting di Indonesia. Tempat ini merupakan lokasi penemuan fosil manusia purba oleh Eugène Dubois pada abad ke-18, yang menjadi bagian penting dalam kajian evolusi manusia. "Kami ingin museum tetap menjadi ruang belajar dan refleksi sejarah, terutama bagi generasi muda," pungkas Daud. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Radar Madiun. (KR-FEB/AS)