Harumkan Nama Daerah, KPSN Ponorogo Sumbang Tiga Perak untuk Jawa Timur di FORNAS 2025
PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Pegiat seni pencak silat KPS Nusantara dari Ponorogo menunjukkan kelasnya dalam Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 di Lombok, Nusa Tenggara Barat, 26 Juli hingga 1 Agustus 2025. Bertanding mewakili Jawa Timur, para pegiat dari Keluarga Pencak Silat Nusantara (KPSN) itu menyabet tiga medali perak.
Tiga perak itu diraih dari nomor seni ganda putra atas nama Huda Nur Rohman dan Anwar Saifudin; seni ganda putri oleh Ardis dan Afida; serta kategori perorangan Ksatria Muda Putri Usia 10–14 tahun melalui pegiat Pupus Cinde. Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Ponorogo mengirimkan enam pegiat KPSN dengan satu ofisial yang memperkuat Kontingen Jawa Timur di Fornas VIII/2025.
Pelatih KPSN Ponorogo Dwi Sasongko Mardiono menyampaikan bahwa capaian di Fornas jauh melampaui prestasi sebelumnya di Forda Jawa Timur dengan raihan hanya satu medali dari tiga nomor pertandingan. Sebelum berangkat ke Lombok, pihaknya sengaja melakukan seleksi ketat dan persiapan intensif selama dua bulan. “Yang kami kirim adalah pegiat yang menunjukkan ketangkasan dan kedisiplinan selama latihan. Mereka harus benar-benar siap secara teknis dan mental,” kata Dwi Sasongko dalam sesi wawancara via sambungan telepon dari Lombok, Rabu (30/07/2025) lalu.
KPSN Ponorogo sekarang ini membina sekitar 40 pegiat dengan rentang usia 11 hingga 40 tahun. Latihan rutin dilakukan setiap Rabu malam dan Jumat malam di halaman Gedung Badminton yang tak jauh dari sekretariat KPSN. Pembiayaan selama pembinaan itu disokong secara swadaya oleh pengurus dan pelatih tanpa dukungan anggaran dari pemerintah daerah. “Pembinaannya masih mandiri, mudah-mudahan ke depan ada dukungan yang lebih konkret. Potensi anak-anak sangat besar,” jelas Pelatih KPSN Ponorogo Dwi Sasongko Mardiono.
Sebagai cabang olahraga yang bernaung di bawah KORMI, pencak silat Nusantara berbeda dari silat prestasi yang dinaungi KONI. Fokus utamanya terletak pada pengembangan seni dan budaya bela diri tradisional. Pelatih KPSN Ponorogo Dwi Sasongko Mardiono juga berharap terbentuknya lebih banyak induk organisasi olahraga (inorga) di Ponorogo agar pembinaan olahraga masyarakat dapat lebih berkembang sebagaimana di daerah lain. “Hanya perguruan yang terdaftar resmi sebagai anggota tetap KORMI yang dapat mengikuti festival seperti Fornas ini,” terangnya.
Secara keseluruhan, hingga 30 Juli, Jawa Timur menutup keikutsertaannya di Fornas VIII dengan menempati peringkat keempat klasemen nasional. Jawa Timur berhasil mengumpulkan total 135 medali, terdiri 50 emas, 41 perak, dan 44 perunggu dari berbagai cabang organisasi olahraga masyarakat (COOM).Khusus untuk pencak silat Nusantara, Jawa Timur meraih 1 emas, 5 perak, dan 1 perunggu—dengan tiga medali perak disumbangkan oleh kontingen dari Ponorogo. “Ini menjadi bukti bahwa pegiat dari daerah bisa bersaing di tingkat nasional. Kami berharap prestasi ini bisa membuka peluang lebih besar bagi pengembangan pencak silat Nusantara di Ponorogo,” pungkas Pelatih KPSN Ponorogo Dwi Sasongko Mardiono. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Ponorogo. (KR-YUN/AS)