Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Pemkab Ponorogo Siapkan Kawasan Terpadu Setono, Dorong Wisata Religi Bathoro Katong



PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Munculnya episentrum pariwisata selalu diikuti penataan kawasan di sekitarnya. Tanpa kecuali, rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo menggali potensi wisata religi Makam Bathoro Katong. Kawasan Terpadu dan Terintegrasi Setono bakal berdiri sebagai penopang. Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko ingin penataan Kawasan Setono mengusung konsep Ponorogo Rikolo Semono. Di sekitaran Makam Bathoro Katong akan terbentuk lingkungan bernuansa kota lama dengan gaya vintage dan mempertahankan arsitektur kolonial. “Untuk memperkuat daya tarik wisata sejarah sekaligus melestarikan karakter khas Kota Ponorogo Tempo Dulu,” kata Kang Giri dalam final expose Kawasan Terpadu dan Terintegrasi Setono yang berlangsung di Pringgitan, Kamis (31/7/2025) lalu.



Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, menyampaikan penataan kawasan meliputi peningkatan jalan lingkungan, perbaikan drainase, pengendalian genangan, pembangunan sistem sanitasi, serta  pengelolaan sampah terpadu. “Juga menyentuh lokasi wisata makam, penyediaan lahan parkir, pengembangan kampung UMKM, dan pelestarian bangunan bersejarah di sekitar kawasan,” jelasnya.


Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menegaskan bahwa penataan Kawasan Setono bersifat mendesak. Sebab, menjadi titik penting setiap peringatan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo dan gelaran Grebeg Suro. “Makam Bathoro Katong adalah episentrum sejarah Ponorogo yang tak terpisahkan dari penyebaran agama Islam serta perkembangan seni dan budaya,” tegasnya.


Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman  (DPUPKP) Ponorogo merinci sederet problem mendasar penataan Kawasan Setono. Mulai dari kepadatan penduduk yang tinggi, kondisi jalan dan drainase yang belum memadai, hingga kerawanan kebakaran akibat sempitnya akses jalan. “Beberapa rumah juga perlu perhatian dan masuk dalam kategori tidak layak, lalu lingkungan yang masih terlihat kumuh, serta pengelolaan sampah dan sanitasi yang belum optimal,” ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman  (DPUPKP) Ponorogo Jamus



Meski tingkat kekumuhan secara teknis tergolong rendah dengan luasan sekitar 10,57 hektare, lanjut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman  (DPUPKP) Ponorogo Jamus, tetap memberikan side effect terhadap pengembangan sektor pariwisata. Karena itu, Pemkab Ponorogo menetapkan Kawasan Setono sebagai  prioritas penataan permukiman berbasis skala kawasan. “Penataan ini tidak hanya bertujuan memperbaiki kualitas lingkungan permukiman, tetapi juga mendukung pengembangan wisata religi Makam Bathoro Katong sebagai bagian penting dari literasi sejarah dan identitas budaya Ponorogo,” imbuhnya. 


Dinas PUPKP menyiapkan penataan Kawasan Setono dengan rancangan menyeluruh dan terintegrasi. Jamus mengaku sudah menyusun desain perencanaan, dokumen anggaran, dan jadwal pekerjaan yang sesuai rencana mulai 2026 mendatang. “Kita sudah rencanakan matang kawasan terpadu dan terintegrasi ini,” ujarnya.D alam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Permukiman dan Cipta Karya Provinsi Jawa Timur I Nyoman Gunadi mendukung pembangunan Kawasan Terpadu dan Terintegrasi Setono. Bahkan, Pemprov Jatim menyokong alokasi dana sekitar Rp 14 miliar dari total kebutuhan anggaran senilai Rp 24 miliar. Kekurangan kebutuhan anggaran sejumlah Rp 10 miliar akn ditopang APNN dan APBD Ponorogo. “Kebetulan Ponorogo menjadi salah satu daerah prioritas dalam alokasi dana penanganan kawasan kumuh di tingkat provinsi,” terangnya. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Ponorogo. (KR-YUN/AS)

IKLAN

Recent-Post