Produksi Naik Dua Kali Lipat, Petani Jamur Tiram Desa Kare Kini Punya Mesin Canggih
MADIUN (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) – Harapan petani jamur tiram di Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, akhirnya terwujud. Mereka kini didukung program pengabdian masyarakat dari tim dosen dan mahasiswa lintas disiplin Universitas PGRI Madiun (UNIPMA)yang membawa terobosan di bidang produksi hingga pemasaran.
Kegiatan yang berlangsung selama delapan bulan ini mengusung tema “Pengabdian kepada Masyarakat Kelompok Petani Jamur Tiram Desa Kare” dengan tujuan meningkatkan kapasitas usaha dan memperluas pasar. Program ini merupakan bagian dari pemberdayaan kemitraan yang didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi tahun 2025.
Salah satu inovasi yang langsung dirasakan dampaknya adalah pengadaan mixer machine berbasis otomasi. Mesin ini menggantikan proses pencampuran bahan baglog yang sebelumnya masih manual dan memakan waktu hingga 2,5 jam. Kini, kapasitas tiga kwintal bahan bisa tercampur hanya dalam waktu 1 jam. “Dengan mesin otomatis, kapasitas produksi baglog meningkat dua kali lipat, dari 95 baglog per hari menjadi 190 baglog per hari,” terang Dr. Ir. Nur Ihda Farikhatin Nisa, M.T., ketua tim pelaksana sekaligus dosen Teknik Kimia.
Tak hanya dari sisi produksi, tim dosen dan mahasiswa UNIPMA inijuga membantu petani jamur tiram mengenal dunia digital marketing. Mereka diberikan pelatihan memanfaatkan marketplace, media sosial, hingga pembuatan logo. Identitas merek yang lebih kuat ini membuat produk jamur tiram Kare lebih kompetitif di pasar.
Menurut Nur Ihda, kolaborasi lintas disiplin yakni Teknik Kimia, Teknik Informatika (Juwari, M., Kom.), dan Farmasi (Dr. apt. Vevi Maritha, M., Farm.) memberi kekuatan tersendiri dalam merancang solusi menyeluruh. “Dari hulu ke hilir, mulai proses produksi hingga pemasaran, kami dampingi agar kelompok tani semakin mandiri,” jelasnya.
Hasil program mulai terlihat nyata. Mesin otomatis meringankan beban tenaga kerja sekaligus meningkatkan kualitas media tanam. Sementara, pemasaran digital dan branding produk membuka akses pasar yang lebih luas. Kombinasi keduanya diyakini akan berdampak pada peningkatan pendapatan kelompok tani. Kepala kelompok petani setempat menyebut program ini sebagai angin segar. Selain bisa memenuhi permintaan pasar lebih cepat, jamur tiram produksi Desa Kare kini punya daya saing baru berkat identitas merek yang jelas.
Dengan dukungan teknologi produksi dan keterampilan digital marketing, petani jamur tiram Desa Kare optimistis mampu berkembang secara berkelanjutan. Sementara bagi para dosen dan mahasiswa, program ini menjadi pengalaman berharga dalam mengimplementasikan ilmu pengetahuan sekaligus memperkuat kemitraan dengan masyarakat. “Ke depan, kami ingin kelompok tani benar-benar mandiri. Bukan hanya naik dari sisi produksi, tapi juga siap menghadapi tantangan pasar,” pungkas Nur Ihda. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Radar Madiun. (KR-FEB/AS)