Yayasan Paramitra Lakukan Pelatihan DID bagi Staff Rumah Sakit Tingkatkan Pelayanan Terhadap Pasien Disabilitas
MADIUN (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Guna meningkatkan pelayanan terhadap pasien disabilitas, Yayasan Paramitra lakukan pelatihan DID (Disability Inclusive Development) bagi staff rumah sakit, di Madiun. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari, Kamis s/d Jumat, (25-26/9/2025).
Pelatihan pengembangan inklusif disabilitas ini merupakan program I-SEE (Inclusive System for Effective Eye Care) yang dalam implementasinya program sudah waktunya untuk mendorong layanan kesehatan yang ramah terhadap disabilitas. Hal ini searah dengan peta jalan penanggulangan gangguan penglihatan periode 2025-2030 Indonesia yang berfokus pada : peningkatan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan mata secara berkala dan deteksi dini penyakit mata, peningkatan aksesibilitas ke layanan kesehatan mata, pendanaan, serta pemenuhan sumber daya kesehatan mata yang cukup. Seperti halnya yang disampaikan oleh Sulaiman, selaku perwakilan dari Yayasan Paramitra. “Harapan kami implementasi dari pelatihan ini bisa diterapkan di seluruh staff rumah sakit, terutamanya pelayanan terhadap pasien disabilitas”, ujar Sulaiman.
Sulaiman menambahkan, tujuan dari pelatihan ini bisa memberikan pengetahuan dan perspektif disabilitas bagi staff rumah sakit tentang konsep disabilitas, pembangunan yang inklusif, hambatan-hambatan yang meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staff rumah sakit dalam berinteraksi dengan penyandang disabilitas.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Agung Dodi mengapresiasi kegiatan pelatihan ini. Terkait bagaimana cara menerima pasien penyandang disabilitas, utamanya bagi Nakes (tenaga kesehatan) di tingkat rumah sakit. Karena pasien disabilitas juga mempunyai hak yang sama, perlakuan yang baik dimanapun dan tentunya di fasilitas kesehatan. “Karena Bapak Bupati yang baru sangat intensif terhadap kesehatan. Jangan sampai nanti rumah sakit pelayanan yang mendapat kritikan, dan menjadi sumber masalah”, tegasnya.
Agung berpesan supaya pelatihan dua hari kedepan ini dimanfaatkan dengan baik. Sehingga diharapkan nanti, para nakes staff rumah sakit bisa ramah layanannya bagi pasien disabilitas. Mulai dari tukang parkir, bagian loket pendaftaran, layanan kesehatan, hingga pengambilan obat. “Pelayanan ini bisa dimulai dari tukang parkir bagaimana memperlakukan, kemudian loket pendaftaran yang diterapkan, layanan kesehatan hingga obat. Sehingga visi misi pak bupati “Bersahaja” bisa terwujud”, tutupnya.
Senada dengan yang disampaikan oleh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Farid Amirudin selaku Direktur RSUD Caruban mengatakan bahwa para tenaga nakes, khususnya staff rumah sakit supaya melayani pasien disabilitas tanpa membeda-bedakan, semua mempunyai hak yang sama dalam pelayanan kesehatan. Dirinya berharap, setelah diadakannya pelatihan ini para nakes bisa menerapkan perilaku dan tindakan bagaimana menghadapi pasien disabilitas. “Harapan kedepan pelayanan kami kepada penyandang disabilitas akan lebih baik, lebih ramah tentunya”, harap Farid.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemaparan dan diskusi oleh tim dari Yayasan Paramitra kepada para peserta yang hadir mengikuti pelatihan. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Madiun. (KR-FEB/AS)