Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

SUMPAH PEMUDA: PEMUDA BERSUMPAH


Oleh :  Dra. Agnes Adhani, M.Hum


SETIAP 28 Oktober bangsa kita, bangsa Indonesia, memperingati Sumpah Pemuda, yang diikrarkan oleh para pemuda perwakilan beberapa wilayah di Nusantara saat Kongres Pemuda II di Jakarta. Peristiwa ini heroik, sebagai penanda mulai hadir “Indonesia” sebagai arah dan tujuan perjuangan bangsa Indonesia merdeka, seperti kata-kata yang dilantunkan oleh W.R. Soepratman dalam lagu Indonesia Raya yang akhirnya mrnjadi lagu kebangsaan Indonesia.

SUMPAH berarti ‘pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan atau sesuatu yang dianggap suci (untuk menguatkan kebenaran dan kesungguhannya dan sebagainya)’, ‘pernyataan yang disertai tekat melakukan sesuatu untuk menguatkan kebenarannya atau berani menderita sesuatu kalau pernyataan itu tidak benar’, dan ‘janji atau ikrar yang teguh (akan menunaikan sesuatu)’. Berdasarkan makna sumpat tersebut, para pemuda zaman itu menorehkan Sejarah besar bagi bangsa Indonesia dengan (1) mengucapkan pernyataan resmi, (2) bersaksi di hadapan Tuhan, (3) penuh tekat melakukan sesuatu, dan (4) janji dan ikrar yang teguh.

JANJI dan ikrar yang tegus di hadapan Allah ini berbunyi “kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia, kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Konsep Indonesia saat itu diperkenalkan secara resmi pertama kali. Saat itu Indonesia belum ada, bangsa Indonesia yang mendiami wilayah Nusantara masih dan dalam keadaan dijajah. Baru 17 tahun kemudian Merdeka. Keberanian kaum muda bersumpah ini merupakan penentu perjuangan menjadikan Indonesia Merdeka. Peserta kongres pemuda II berjumah sekitar 750 orang yang mewakili berbagai organisasi pemuda dari seluruh wilayah Indonesia, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, JongAmbon, Jong Batks Bond, Jong Islamiten Bond, Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), perwakilan pemuda Tionghoa sebagai pengamat.Pemuda sungguh pelopor perjuangan menuju Indonesia Merdeka.

BILA kita refleksikan, pemuda saat itu begitu berani, tangguh, lantang berikrar, bahkan menantang penjajah yang saat itu berkuasa, sungguh sikap patriotik yang sangat membanggakan. Hal ini bertentangan dengan generasi muda saat ini yang dikategurikan sebagai generasi stroberi. Generasi stroberi adalah istilah yang digunakan untuk menyebut generasi muda yang dianggap kreatif, penuh ide, tetapi mudah rapuh, sensitive, dan mudah menyerah, Ketika menghadapi tekanan, seperti stroberi yang tampak indah dan menarik, tetapi mudah hancur bila ditekan, generasi muda yang tidak tahan banting dalam menghadapi tantangan hidup. Dua generasi yang berbeda zaman ini bisa dipertentangkan sebagai generasi banteng versus generasi stroberi.

DALAM rangka memperingati 97 tahun Sumpah Pemuda dengan tema “Pemuda Pemudi Bergerak Indonesia Bersatu,” diharapkan timbul kesadaran bahwa Indonesia yang satu itu diperjuangan oleh para pendiri bangsa ini secara resmi sudah 97 tahun. Sikap kedaerahan dan primordialisme telah diretas hampir 100 tahun. Indonesia tidak boleh lagi dikotak-kotak dengan kelompok mayoritas-minoritas, kelompok kaya-miskin, kota-desa, pertanian-industri, Jawa-luar Jawa, politisi-pedagang-rakyat, pejabat-rakyat jelata, majikan-buruh. Relasi bertentangan seperti itu memang ada tetapi tidak untuk mengunggulkan yang satu dan mengerdilkan yang lain. Relasi dan kolaborasi menjadikan Indonesia yang satu sangat membutuhkan kerendahan hari bagi kaum mayoritas-kaya-kota-pejabat-majikan dan sadar diri bagi kaum minoritas-miskin-desa-rakyat jelata-buruh. Mari bersatu untuk mewujudnyatakan Sumpah Pemuda dan Indonesia Raya. Selamat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025. Semangat.

*) Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya kampus Kota Madiun


IKLAN

Recent-Post