Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Majelis Semaan Al-Qur’an dan Dzikrul Ghofilin Moloekatan Gus Miek Mengisi Agenda Grebeg Suro 2025


PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) -  Majelis Semaan Al-Qur’an dan Dzikrul Ghofilin Moloekatan Gus Miek juga mengisi agenda Grebeg Suro 2025. Ribuan jemaah memadati Masjid Setono di Kecamatan Jenangan, lokasi acara religius itu, Senin Legi, 23 Juni 2025.


Majelis Moeloekatan Gus Miek diawali dengan pembacaan Al-Qur’an bersama-sama, dilanjutkan Dzikrul Ghofilin. Ribuan jemaah larut dalam suasana penuh kekhusyukan, bersatu dalam lantunan ayat suci dan dzikir yang menggugah hati. Pengajian dan doa bersama melengkapi kegiatan di majelis. “Tidak hanya menjadi sarana memperdalam keimanan, Majelis Moeloekatan Gus Miek juga mempererat ikatan ukhuwah islamiyah,” kata Hadi Rustiyono, panitia pelaksana.


Sejarah Semaan Moloekatan di Ponorogo dimulai pada 1 Agustus 2011. Majelis ini mengusung konsep spiritual khas yang diwariskan oleh KH Djazuli Uluwiyah atau lebih dikenal sebagai Gus Miek. Penanggung jawab lapangan wilayah Ponorogo adalah Gus Tuba Topo Broto Maneges, cucu Gus Miek sendiri.


Mbah Gus Robert dalam tausiyahnya menegaskan bahwa Moloekatan Gus Miek sebagai bentuk pelurusan dan penegasan garis sanad spiritual. Nama ini juga menguatkan posisi Gus Miek sebagai mursyid tunggal sekaligus penjaga kemurnian ajaran. “Moloekatan mengandung makna tirakat ibadah yang sederhana namun penuh kekuatan untuk menghadapi problematika dunia dan akhirat,” jelas Gus Robert.



Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang turut hadir dalam majelis menyampaikan apresiasinya atas semangat religius masyarakat yang tetap terjaga di tengah perkembangan zaman. “Majelis ini adalah bentuk cinta Ponorogo terhadap nilai-nilai ke-Islam-an dan tradisi luhur. Kita bersyukur karena Ponorogo masih bisa menjaga warisan ini sebagai bagian dari identitas daerah,” ujar Kang Giri.


Lebih dari sekadar perayaan spiritual, kegiatan ini menjadi ajang refleksi perjalanan Ponorogo dari masa ke masa. Keberadaan Majelis Semaan Moloekatan Gus Miek menunjukkan bahwa Ponorogo tak hanya dikenal sebagai kota budaya, tapi juga sebagai kota religius yang menjunjung tinggi nilai Al-Qur’an serta perjuangan para leluhur. “Kita mampu menjaga keseimbangan antara tradisi, budaya, dan spiritualitas,” terang Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Ponorogo. (KR-YUN/AS)

IKLAN

Recent-Post