Pemkab Ponorogo Wajib Upayakan Kantin Sekolah Sehat di Bawah Pantauan Tim Sanitarian
PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Urusan kantin sekolah tak luput dari perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo. Setiap sekolah –baik satuan pendidikan tingkat dasar maupun menengah– wajib mengupayakan kantin sehat. “Kantin sekolah harus menyediakan makanan yang aman, bergizi, dan bebas dari bahan tambahan berbahaya,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti, Senin (28/7/2025) lalu.
Kadinkes menyampaikan pesan khusus dari Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko agar kantin sekolah menjadi sarana edukasi tentang gizi dan bukan sumber masalah kesehatan bagi kalangan pelajar. “Kantin sekolah tidak boleh menyediakan jajanan yang tinggi MSG (bahan penyedap) atau minuman kemasan yang mengandung banyak pemanis buatan,” terang Dyah Ayu dalam Rapat Koordinasi GEBRAK UKS PREN (Gerakan Bersama dan Kewirausahaan dalam meningkatan Usaha Kesehatan Sekolah Pelajar Keren) di Lantai 6 Gedung Terpadu Ponorogo itu.
Menurut dia, tim sanitarian dari 32 puskesmas yang ada di Ponorogo akan memantau aktivitas kantin sekolah. Pemantauan meliputi sanitasi lingkungan, kualitas makanan, serta sistem pembuangan limbah kantin sekolah. “Generasi sehat bermula dari makanan yang mereka konsumsi setiap hari di sekolah. Kita tidak bisa lagi menoleransi jajanan yang dapat mengganggu kesehatan hanya karena alasan praktis atau murah,” jelasnya.
Kantin sekolah yang memenuhi syarat kantin sehat akan mendapatkan stikerisasi dengan masa berlaku selama dua tahun. Proses ini melibatkan inspeksi kesehatan lingkungan (IKL), uji kualitas makanan, serta edukasi pengelola kantin. Tim sanitarian akan melakukan uji sampel jika mencurigai ada makanan di kantin sekolah yang mengandung pewarna sintetis, pemanis buatan berlebihan, atau zat pengawet seperti boraks dan formalin. “Harapannya setiap sekolah dan madrasah menjadikan kebijakan kantin sehat sebagai bagian dari komitmen kelembagaan. Kalau sudah berani menolak jajanan instan dan mengawasi menu di kantin, maka perubahan akan nyata terasa,” imbuh Dyah Ayu.
Sementara itu, Ari Susanti, ketua Tim Kerja Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan Olahraga di Dinas Kesehatan Ponorogo, mengungkapkan bahwa tantangan besar saat ini adalah menjamurnya makanan kemasan tinggi gula, garam, dan lemak (GGL). Pelajar SMP dan SMA sederajat banyak menyukai makanan berisiko menyebabkan penyakit itu. “Kami paham setiap kantin sekolah dikelola orang yang berbeda. Tapi tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan kualitas makanan. Anak-anak cenderung membeli apa yang tersedia. Kalau yang dijual tidak sehat, maka risiko gangguan kesehatan mereka semakin tinggi,” ungkapnya.
Pihaknya akan intens memberikan edukasi khusus kepada pengelola kantin di sekolah-sekolah. Sebab, syarat utama untuk mendapatkan sertifikasi kantin sehat adalah adanya edukasi dan pengawasan rutin. “Kami akan melakukan kunjungan rutin untuk melakukan pemeriksaan langsung di kantin-kantin sekolah,” ujar Ari. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Ponorogo. (KR-FEB/AS)