Refleksi Hari Krida Pertanian Ke-53 di Ponorogo dengan Gerakan Pasar Murah
PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Perjuangan dan prestasi petani dalam membangun ketahanan pangan mendapat apresiasi. Peringatan Hari Krida Pertanian setiap 21 Juni sejak 1972 lalu sebagai bentuk penghargaan atas jasa petani itu. Pun, Bupati Sugiri Sancoko juga memaknainya sebagai keterhubungan manusia dengan alam. “Hubungan manusia dengan alam harus dijaga dan dipelihara secara berkelanjutan. Kita harus berdamai dengan alam dan berdamai dengan lingkungan,” kata Kang Giri saat peringatan Hari Krida Pertanian ke-53 di kantor Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo, Kamis (17/7/2025) lalu.
Menurut Kang Giri, sudah waktunya menumbuhkan ekosistem pertanian yang sehat dan alami dengan mengurangi ketergantungan terhadap bahan kimia. Karena itu, butuh sikap bijak untuk menempatkan olah pertanian bukan sekadar aktivitas ekonomi. “Kita ingin mewujudkan pertanian yang tidak merusak, tetapi justru memperbaiki dan menghidupkan kembali alam sekitar termasuk dengan pengembalian musuh alami hama,” terangnya.
Bupati dua periode itu menegaskan bahwa arah kebijakan pertanian Ponorogo ke depan akan berpijak pada prinsip keberlanjutan. “Jika terus menerus memaksa alam tanpa memperhatikan keseimbangannya, maka yang kita wariskan kepada generasi selanjutnya hanyalah kerusakan,” imbuh Kang Giri.
Peringatan Hari Krida Pertanian ke-53 ditandai dengan Gerakan Pasar Murah di halaman kantor Dipertahankan Ponorogo. Tersedia berbagai kebutuhan pangan dengan harga di bawah pasaran. “Ini cuma satu hari, bukan bertujuan mengintervensi harga pasar. Melainkan untuk memberikan akses pangan yang terjangkau masyarakat,” jelas Kepala Dipertahankan Ponorogo Supriyanto.
Aneka komoditas disediakan dalam Gerakan Pangan Murah itu berupa beras, sayuran, bawang merah, bawang putih, ikan konsumsi, daging, hingga umbi-umbian. Stand-stand dari unit pelaksana teknis (UPT) dinas pertanian juga menjual langsung hasil bumi dari wilayah masing-masing.
Bersamaan itu, Bupati Sugiri menyerahkan santunan jaminan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan kepada tiga anggota keluarga petani tembakau dari Kecamatan Ngebel, Mlarak, dan Sambit. Penyerahan santunan itu menegaskan bahwa kesejahteraan petani harus menjadi perhatian utama dalam pembangunan pertanian yang berkeadilan. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Ponorogo. (KR-FEB/AS)