Gontor Language Championship 2025 Diselenggarakan, Bahasa Tetap Jadi Mahkota
PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Pondok Modern Darussalam Gontor menunjukkan identitasnya yang menempatkan bahasa sebagai mahkota. Gelaran Gontor Language Championship (GLC) 2025 ikut menandai 100 tahun perjalanan pondok pesantren yang berpusat di Desa Gontor Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo itu. Ribuan santri dari kampus-kampus utama Gontor berkumpul dalam pembukaan GLC 2025 di panggung depan Gedung MIPA Pondok Modern Darussalam Gontor, Kamis (2/10/2025) lalu.
Ketua Panitia GLC 2025 Khoirul Umam menegaskan posisi penting bahasa di Gontor. Filosofi “Bahasa Mahkota Gontor” merujuk pada keharusan santri untuk menguasai bahasa Arab dan Inggris yang menjadi simbol kehormatan, kebanggaan, dan keunggulan bagi Pondok Modern Darussalam Gontor. “Seorang raja tanpa mahkota tidak ketahuan apakah dia raja atau bukan. Maka di Gontor, mahkotanya adalah bahasa,” kata Ketua Panitia GLC 2025 Khoirul Umam.
Ketua Panitia GLC 2025 Khoirul Umam, menambahkan peserta GLC adalah santri pilihan yang memiliki tanggung jawab besar. Mereka berasal dari 12 kampus putra, pesantren alumni Gontor yang tergabung dalam Forum Pondok Alumni Gontor (FPAG), serta pesantren yang terdaftar dalam Mu’adalah Muallimin. Ada 14 cabang lomba bahasa Inggris dan Arab yang berlangsung selama empat hari. “Kalian adalah orang-orang spesial yang dipilih Allah untuk dididik dalam lingkungan pesantren yang mengawal bahasa dengan luar biasa. Bahasa di Gontor bukan hanya untuk pintar berkomunikasi, tetapi untuk berbuat bagi umat,” terang Ketua Panitia GLC 2025 Khoirul Umam.
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyampaikan apresiasi tinggi kepada Gontor yang selama satu abad konsisten menjaga tradisi keilmuan dan semangat modernisasi. Kang Giri –sapaan Bupati Sugiri Sancoko– menyebut GLC adalah bukti nyata komitmen Gontor untuk terus maju. “Selama 100 tahun Gontor berdiri sebagai mercusuar pendidikan Islam,” ungkapnya.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko sepakat bahwa penguasaan bahasa Arab dan Inggris menjadi sebuah keniscayaan di era yang terhubung secara global seperti sekarang ini. Pilihan tepat jika Gontor menempatkan bahasa sebagai mahkota. Pemerintah Kabupaten Ponorogo mendukung penuh setiap inovasi di Pondok Modern Darussalam Gontor. “Gontor adalah kebanggaan Ponorogo yang terus melahirkan generasi yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berwawasan global dan berakhlak mulia,” ucap Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.
Akrim Mariyat, pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, dalam kesempatan yang sama, menekankan bahwa GLC juga menyangkut pemahaman budaya. Bahasa diciptakan oleh budaya, sedangkan budaya sendiri tidak diciptakan. “Bahasa selalu melekat pada budaya. Pondok Gontor mengajarkan bahasa Arab dan bahasa Inggris yang memiliki spesifikasi sendiri-sendiri,” jelasnya. Akrim Mariyat juga menegaskan GLC tidak melupakan rasa bahasa. Sebab, belajar bahasa sama halnya dengan belajar budaya. Pun, bahasa menunjukkan budaya sehingga semakin tinggi bahasa seseorang maka semakin tinggi pula pemahaman budayanya. “Bahasa juga dapat sebagai jalan menuju perdamaian, pengetahuan, kekhusyukan, kebenaran, dan kebersamaan. Sama-sama satu bahasa, maka akan menjadi satu kesatuan, seperti Indonesia. Semoga lomba bahasa ini dapat menggugah kita semua untuk meningkatkan pemahaman, pelaksanaan, dan rasa bahasa,” bebernya.
Gontor Language Championship 2025 mengusung tema ‘Gontor Menghadirkan Nilai-Nilai Islam, Membangun Peradaban Utama.” Sebanyak 14 cabang lomba, di antaranya, Speech Competition, Debate, Munaadzharah ‘Arabiyyah, Spelling Bee, Composition, Insyaadu-s-Syi’ri, dan English & Arabic Singing. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Ponorogo. (KR-YUN/AS)