Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Petani Tembakau di Ponorogo Bersiap Jadi Orang Kaya Baru, Harga Tembakau Naik!


PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Musim kemarau membawa berkah bagi petani di Desa Purworejo, Kecamatan Balong. Mereka kini memasuki masa panen raya tembakau dengan harga jual tinggi. Hasil panen yang melimpah membuat petani bersiap menjadi orang kaya baru (OKB) tahun ini.


Kepala Desa Purworejo Didik Subagio mengatakan, hampir seluruh lahan pertanian di desanya ditanami tembakau setiap musim kemarau.petani bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pemasaran hasil panen. Harga tembakau kering diserap dengan nilai Rp 35 ribu per kilogram, bahkan ada yang tembus Rp 45 ribu per kilogram. “Tahun ini sekitar 98 persen atau 100 hektare lahan kami ditanami tembakau. Sekali tanam bisa panen beberapa kali. Banyak petani mendadak jadi jutawan,” ungkapnya.


Desa Purworejo dikenal sebagai sentra tembakau terbesar di Ponorogo. Varian yang dibudidayakan pun beragam, mulai dari tembakau kecil hingga jenis virgin. Tahun ini, para petani bersyukur karena terbebas dari ancaman kemarau basah dan banjir. “Satu petani rata-rata menanam satu hektare atau tujuh kotak. Nilainya bisa mencapai Rp 30 juta per kotak sekali panen. Tinggal dikalikan kalau panen sampai beberapa kali,” jelasnya.


Salah satu petani, Alip Hidayanto, menuturkan bahwa menanam tembakau tidak semudah yang dibayangkan. Selain rawan hama dan perubahan cuaca, proses pascapanen juga panjang. Tanaman tembakau mulai bisa dipanen setelah 120 hari masa tanam.“Setelah dipetik, daun tembakau disimpan tiga hari sebelum dirajang, lalu dijemur beberapa hari baru dijual. Saya mulai tanam bulan Juni, sekarang sudah bisa petik. Nanti bisa sampai enam sampai tujuh kali petikan,” tuturnya. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Radar Madiun. (KR-FEB/AS)

IKLAN

Recent-Post