Pemkab Ponorogo Dorong Setiap Sekolah Sediakan Biopori Jumbo Olah Sampah Organik
PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Pengelola sampah bakal paripurna di lingkungan sekolah. Satuan Tugas (Satgas) Penghijauan Ponorogo kembali menggandeng Yayasan Menabung Air dalam menggalakkan pembuatan biopori di setiap sekolah yang salah satunya berfungsi memproses sampah organik menjadi kompos.
Seluruh kepala sekolah mulai jenjang TK/PAUD, SD, hingga SMP di Ponorogo mengikuti sosialisasi tentang pentingnya menyediakan biopori berukuran jumbo (besar) di setiap satuan pendidikan, Kamis (9/10/2025) lalu, di aula SMPN 2 Ponorogo.
Ketua Satgas Penghijauan Bambang Suhendro mencontohkan enam biopori jumbo yang kini tersedia di Pringgitan (rumah dinas bupati Ponorogo), di sekitar Gedung KORPRI, dan area parkir Sasana Praja. “Sampah organik masuk ke biopori, sampah anorganik didaur ulang, dan akhirnya tinggal residu sampah yang dibuang ke TPA,” kata Bambang yang mendefinisikan biopori sebagai lubang vertikal berbentuk silinder di dalam tanah yang juga efektif menyerap air.
Pihaknya selama tujuh bulan terakhir gencar mengkampanyekan penghijauan bersamaan pembuatan biopori untuk mengelola sampah organik. “Pengelolaan sampah harus sudah selesai mulai dari sumbernya,” terang Bambang yang juga Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Ponorogo itu.
Dia juga berharap setiap satuan pendidikan membentuk bank sampah yang menghimpun limbah plastik, botol, kertas, dan karton. SMPN 4 Ponorogo selama ini berhasil mengelola bank sampah yang memiliki nilai keekonomian. “Sampah organik diolah jadi kompos, sedangkan sampah anorganik didaur ulang jadi uang,” ungkap Bambang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Ponorogo Nurhadi Hanuri mengharapkan pengelolaan sampah secara mandiri di sekolah melibatkan peserta didik. Dengan begitu, terbentuk sikap peduli kelestarian lingkungan sedari dini. “Kebiasaan baik ini akan terbawa sampai dewasa karena sudah terbentuk karakter peduli lingkungan,” jelas Nurhadi.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo Masun menyarankan pembentukan kelompok kecil sekolah untuk praktik membuat demplot dan dekomposer sampah. “Dalam waktu sekitar satu bulan, bahan organik akan terurai menjadi pupuk yang bisa dimanfaatkan untuk tanaman di sekolah,” ujar Masun. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Ponorogo. (KR-FEB/AS)



