Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Inflasi Rendah, Walikota Tekankan Untuk Tidak Cepat Puas


 MADIUN(KR) – Di Aston Hotel Madiun telah berlangsung Rapat Koordinasi Capacity Building Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Kamis (7/2). ‘’Saya tekankan supaya inflasi di tahun lalu menjadi lebih baik dari tahun 2017 dan dapat dioptimalkan pada tahun ini,’’ tutur Walikota Madiun Sugeng Rismiyanto saat membuka rapat tersebut.

Kota Madiun cukup berhasil menekan laju inflasi tahun ini. Bahkan, menyetak sejarah di Provinsi Jawa Timur. Berbagai upaya dilakukan pemerintah setempat guna menurunkan angka inflasi tersebut. Ini penting mengingat inflasi berpengaruh kepada kesejahteraan masyarakat dalam satu daerah. Tingginya inflasi bakal berdampak signifikan pada masyarakat kurang mampu.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun tercatat inflasi paling rendah diangka 0,25 persen per Desember 2018 lalu. Inflasi ini wajib terukur dan stabil. Ini penting agar investor melirik Kota Madiun sebagai salah satu daerah potensial untuk mengembangkan usaha.

‘’Investor yang tinggi, berdampak pada tata kehidupan dan daya saing ekonomi daerah. Kalau inflasi tinggi investor tentu enggan untuk datang,’’ ungkapnya.

Berbagai program dijalankan untuk menjaga inflasi tetap rendah. Salah satunya, program 4 K. Yakni, keterjangkauan harga barang jasa dipasar, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif. Ini dapat berjalan dengan koordinasi, konsolidasi, dan kolaborasi yang baik antar instansi. Mengacu intruksi presiden, setiap kelemahan dan kendala dari program wajib segera dikoordinasikan dengan pemerintah provinsi Jawa Timur.

Walikota berharap TPID Kota Madiun segera bertindak. Salah satunya dapat merujuk langkah-langkah yang diambil pada tahun lalu. Sebab, langkah tahun lalu cukup berhasil menekan inflasi. Terbukti, harga kebutuhan pokok terpantau stabil kendati Tarif Dasar Listrik (TDL) dan Bahan Bakar Minyak (BBM) naik.

‘’Desember inflasi Kota Madiun terendah dalam sejarah. Bahkan pada Februari sempat deflasi pada sejumlah bahan pokok pangan. Jangan cepat puas, tetap waspada. Jangan sampai inflasi tinggi, akan berpengaruh daya beli masyarakat nanti,’’ paparnya.

Ini tak terlepas dari ketersediaan barang kebutuhan di Kota Madiun. Konsolidasi antar instansi terus digalakkan untuk menjaga ketersediaan barang tersebut. Ini juga ditunjang sarana dan prasarana yang cukup memadai. Namun, tentu butuh data yang lebih mendalam untuk memetakan serta menjadi acuan ke depan.

‘’Saya harapkan Bulog dan Pertamina memiliki angka prediksi pada bulan-bulan biasa, Ramadan, Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Ini penting sebagai acuan ke depan,’’ harapnya sembari menyebut kinerja TPID wajib tetap on the track supaya masyarakat berdaya sebagai pembeli dan penguna barang/jasa.(jfn)


Dilansir dari : www.facebook.com/pemkotmadiun


IKLAN

Recent-Post