Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Masalah Masih Tinggi, DPRD Jatim Minta Dinkes Segera Selesaikan


SURABAYA (KR) – Melihat masalah Stunting atau gagal tumbuh kembang (gatumbang) di Jatim yang masih tinggi. Untuk itu, Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur meminta Pemerintah Provinsi, terutama Dinas Kesehatan untuk turun langsung menyelesaikan masalah tesebut. Pasalnya, Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jatim tertinggi setelah pendidikan, yakni Kesehatan 10 persen.

Anggota Komisi E DPRD Jatim, Agus Dono Wibawanto di DPRD Jatim, Kamis (25/7) mengatakan pihaknya prihatin masih tingginya masalah stunting di Jatim tersebut. "Harusnya sejak awal pemerintah provinsi atau Dinkes Jatim membuat skala prioritas untuk mengentas masalah stunting. Apalagi APBD untuk kesehatan 10 persen, ini sangat tinggi,"ujarnya.

Ia mencontohkan, kasus stunting di Kabupaten Malang yang mencapai angka 14 ribu balita. Maka itu meminta pemprov Jatim untuk turun langsung. Mengingat di Negara-negara maju telah menerapkan program kesehatan yang sangat bagus.

"Provinsi harus membantu, kendalanya apa saja. Kalau sudah ditemukan itu harus mengambil langkah cepat. Di Finlandia itu ada program yang sangat membantu warganya. Disana, proses sebelum hingga pasca melahirkan mendapat pendampingan dari pemerintah setempat," tuturnya.

Politisi asal Partai Demokrat ini juga meminta selain Jatim menerapkan bebas pasung, juga bebas stunting. Sebab, masalah tersebut menyangkut masa depan anak-anak. "Selain bebas pasung, juga harus bebas dari stunting. Karena ini pasti anak-anak kurang gizi dan harus mendapat perhatian lebih oleh pemerintah," jelasnya.

Apalagi, lanjut Agus Dono mengaku miris di beberapa daerah di Jatim, khususnya kabupaten Malang terkait Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi. Oleh sebab itu, pihaknya berharap Pemprov Jatim melakukan upaya untuk menekan hal tersebut," ungkap pria asal Malang ini.

Ditambahkan oleh pria yang juga dosen sebuah PTS di Surabaya ini, data dari Dinkes Jatim berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) per 20 Juli 2019 prevalensi stunting balita di Jatim masih tinggi yakni sebesar 36,81 persen. Sedangkan, tiga daerah tertinggi prevalensinya yakni di Kota Malang sebanyak 51,7 persen, Kabupaten Probolinggo sebesar 50,2 persen, dan Kabupaten Pasuruan sebesar 47,6 persen.

Sementara itu, berdasarkan data Dinkes Jatim, jumlah kematian ibu di Jatim, tahun 2017 mencapai 529 orang per seratus ribu kelahiran hidup, dan  tahun 2018 mencapai 522 orang. Sedangkan, untuk tahun 2019 hingga 19 Juli 2019 mencapai 263 orang. Jumlah kematian ibu tertinggi di Jatim per Januari hingga Juni 2019 antara lain berasal dari Kab. Jember, Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang.





Dilansir dari : http://kominfo.jatimprov.go.id

IKLAN

Recent-Post