Mengenal Perbedaan Cabang Olahraga Kurash, Gulat dan Judo
MADIUN (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Kurash merupakan cabang olah raga yang berasal dari Uzbekistan, memiliki gerakan dasar saling membanting dengan mengaitkan baju khusus. Kurash pertama kali dipertandingkan di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Meskipun begitu, Kurash sudah ada dan dipertandingkan sejak ribuan tahun lalu di Asia tengah.
Berbeda dengan gulat dan judo yang sama-sama menumbangkan lawan dengan cara membanting, atlet kurash hanya boleh menggunakan bantingan atas dengan tangan dan tidak boleh bantingan bawah atau menggunakan kaki.
Dwi Prasetya menjelaskan, atlet kurash Madiun yang merupakan juara 2 cabor kurash Porprov 2024, saat siaran obrolan Sore Ceria PRO 2 RRI Madiun. Kurash melarang setiap tindakan di lantai. Pertarungan hanya diperbolehkan dalam posisi berdiri, tidak ada permainan bawah. Setiap teknik menggunakan kuncian lengan, menekan miring dan menendang. Sementara menarik bagian bawah sabuk tidak diperbolehkan. “Kurash mirip gulat dan judo. Tekniknya sama dengan judo. Kalau judo ada main bawah (menyerang kaki), tapi kalau di kurash gak boleh. Kurash bantingan atas. Lutut menyentuh matras gak boleh. Tapi sekali banting langsung dihitung poin”, ujar pemuda yang akrab disapa Pras ini.
Selain system permainan, teknik penyerangan dan perolehan poin, pakaian atau kostun juga menjadi pembeda yang mencolok. Jika judo dan gulat tidak memiliki warna spesifik pada kostumnya, atlet kurash diharuskan mengenakan pakaian atas berwarna hijau, sementara lawannya biru. Pakaian tersebut dinamakan yaktag. Adapun bawahan atau celana berwarna putih. Kesemuanya merupakan warna-warna seperti pada bendera Uzbekistan.
Kurash tergolong baru di Indonesia dan saat ini masih terus dikembangkan. Di kota Madiun, terdapat 20 an atlet kurash yang rutin melaksanakan latihan di camp Jl. Marga Tama dan aktif mengikuti berbagai kompetisi. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh RRI Madiun. (KR-FEB/AS)