Angka Kemiskinan di Kabupaten Ngawi Turun 0,19 Persen Dampak Positif Pertumbuhan Investasi
NGAWI (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Tingkat kemiskinan di Kabupaten Ngawi menunjukkan tren positif dengan penurunan signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, jumlah penduduk miskin per Maret 2025 tercatat 116,47 ribu jiwa, turun sekitar 1,57 ribu jiwa dibanding periode sebelumnya. Persentasenya menyusut dari 13,81 persen menjadi 13,62 persen, atau turun 0,19 persen.
Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko menyebut capaian itu sebagai yang terendah dalam satu dekade terakhir. “Angka 13,62 persen ini merupakan capaian terendah, karena sebelumnya belum pernah sampai di titik ini,” ujarnya Rabu (12/11/2025) lalu.
Menurut Antok—sapaan akrabnya—penurunan angka kemiskinan tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi daerah yang meningkat tajam, terutama setelah masuknya investasi di sektor industri, konstruksi, dan jasa. “Kuncinya adalah pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Sekarang sektor industri, konstruksi, dan jasa di Ngawi mulai tumbuh pesat,” jelasnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, investasi besar, termasuk dari investor asing, masuk ke Ngawi. Sejumlah pabrik telah beroperasi, sementara sebagian lainnya masih dalam tahap pembangunan. Kemudahan perizinan dan ketersediaan lahan menjadi faktor utama yang menarik minat investor. “Banyak perusahaan asing yang membuka pabrik di sini berdampak langsung pada terbukanya ribuan lapangan kerja baru,” terang Antok.
Dampak positif pertumbuhan industri juga terasa bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Aktivitas ekonomi yang semakin masif mendorong peningkatan perdagangan dan jasa lokal. “Kegiatan produktif masyarakat meningkat, UMKM juga ikut bergairah karena perputaran ekonomi di tingkat lokal semakin cepat,” tambahnya.
Sebelumnya, struktur ekonomi Ngawi masih didominasi oleh sektor pertanian. Namun, kini kontribusi industri, konstruksi, dan jasa terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) daerah terus meningkat. “Kalau dulu dominan di pertanian, sekarang mulai bergeser. Sektor industri, konstruksi, dan jasa tumbuh pesat dan memberi kontribusi besar terhadap PDRB kita,” pungkasnya. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Radar Madiun. (KR-FEB/AS)
