Para Besti Keren di Ponorogo Dampingi Ibu Hamil dan Balita Stunting dari Rumah ke Rumah
PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Satu lagi program penurunan prevalensi stunting di Ponorogo dengan akronim (singkatan) yang ngepop. Yakni, BESTI PREN yang diartikan Bumil Sehat, Stunting Turun didampingi Pendamping Keren. Bupati Sugiri Sancoko yang me-launching langsung program pendampingan ibu hamil sekaligus upaya mencegah stunting sejak bayi masih berada di dalam kandungan itu.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti, pendampingan ibu hamil dan balita stunting sengaja mengedepankan peran anggota organisasi masyarakat. BESTI PREN menggandeng tim penggerak PKK di desa atau kelurahan, Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Muslimat, Fatayat NU, GPdI Eben Haezer, DPC WKRI Paroki Santa Maria, dan GKJW mulai dari tingkat Kabupaten, Kecamatan sampai dengan Desa. “Pendataan ibu hamil dan balita stunting dilakukan by-name dan by-address agar pemantauan dapat dilakukan secara ketat,” kata Ayu, Rabu (9/7/2025) lalu.
Pihaknya sadar percepatan penurunan stunting berikut menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) akan sulit diraih tanpa peran serta masyarakat. Para besti (kader pendamping) bertugas memantau ketat perkembangan kandungan ibu yang sedang hamil dan kemajuan status gizi balita stunting. “Para kader pendamping mendapat pembekalan sebelum melakukan pendampingan rutin kepada sasaran. Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berkala, termasuk identifikasi kendala di lapangan,” jelas Kadinkes.
Dinkes Ponorogo sudah menggelar rapat koordinasi (rakor) pelaksanaan program BESTI PREN itu di 21 kecamatan. Ayu juga tetap berharap pada peran tenaga kesehatan, lintas program, lintas sektor, serta akademisi dalam mendukung kampanye preventif serta promotif penurunan AKI, AKB dan stunting. “Apalagi dengan dukungan para besti yang melakukan pemantauan dan pendampingan rutin dari rumah ke rumah ibu hamil serta balita stunting,” ungkap Kadinkes Ayu.
Prevalensi stunting di Ponorogo sejatinya berhasil ditekan rendah. Dari angka 21 persen pada 2021 silam, turun menjadi 14,2 persen pada 2022, turun lagi ke angka 9,3 persen pada tahun 2023, hingga akhirnya mampu mencapai 8 persen pada 2024. “Ketika kondisi kesehatan ibu hamil dan bayi dalam kandungannya terjaga baik, maka dengan sendirinya risiko kematian ibu, kematian bayi, termasuk kasus gagal tumbuh balita dapat ditekan,” pungkas Ayu. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Ponorogo. (KR-FEB/AS)