Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Dinkes Ponorogo Cegah Penularan Hepatitis B, Vaksin HBIG Diberikan dalam 24 Jam setelah Bayi Lahir



PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Memutus rantai penularan hepatitis dari ibu hamil ke bayinya. Upaya itu menjadi prioritas Pemkab Ponorogo melalui Dinas Kesehatan dengan skrining hepatitis B yang kini sudah masuk  layanan antenatal care (ANC) rutin. “Kalau seorang ibu hamil terindikasi hepatitis B melalui pemeriksaan HBsAg, maka bayi yang dilahirkan harus diberi vaksin HBIG (imunisasi pasif) dalam waktu kurang dari 24 jam setelah lahir,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti, Jumat (1/8/2025) lalu.


Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti, mengatakan peringatan Hari Hepatitis Sedunia setiap 28 Juli seyogianya menjadi pengingat bahaya penyakit ini. Pun, bayi yang terlahir dari ibu penderita hepatitis harus menjalani pemeriksaan ulang ketika sudah berusia sembilan bulan. “Kalau hasilnya HBsAg negatif dan anti-HBs positif, berarti bayi memiliki kekebalan dan tidak tertular hepatitis dari ibunya,” jelas Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti.


Sepanjang 2024 lalu, tercatat temuan 73 kasus hepatitis B di  Ponorogo namun nihil penularan kepada bayi. Sementara hingga Juli 2025, telah ditemukan 40 kasus hepatitis B baru berdasarkan hasil rapid diagnostic test (RDT). “Kalau ada yang terpapar atau positif hepatitis B, akan segera dirujuk dari faskes tingkat pertama ke rumah sakit dengan penanganan dari dokter spesialis penyakit dalam. Pasien juga akan mendapat multivitamin untuk mencegah kondisinya memburuk,” terang Kadinkes.


Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti menyebutkan beberapa gejala hepatitis B yang perlu diwaspadai. Di antaranya, mata kuning (ikterus), mudah lelah (malaise), dan air kencing berwarna keruh seperti air teh. Jika baru terdeteksi setelah kronis, hepatitis B dapat menyebabkan sirosis hati atau pengerasan hati. “Bahkan dapat berkembang menjadi kanker hati,” lanjutnya.


Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti juga menyampaikan bahwa sebagai bentuk kesiapan menghadapi tantangan hepatitis B, Dinkes Ponorogo tengah mengajukan layanan terapi antivirus pada 2026 mendatang. Layanan terapi tersebut sekarang ini masih dalam tahap pilot project nasional di enam provinsi, termasuk Jawa Timur dengan fokus di Surabaya, Gresik, Malang, dan Sidoarjo. “Bantuan sarana prasarana dari Kementerian Kesehatan sudah mulai disalurkan melalui Pemerintah Provinsi Jawa Timur, termasuk alat pemeriksaan HBV DNA untuk mendeteksi materi genetik virus hepatitis B,” tambahnya.Virus hepatitis B dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah, penggunaan jarum suntik bersama, hingga hubungan seksual. “Maka dari itu penting untuk selalu menerapkan PHBS  (perilaku hidup bersih dan sehat) untuk mencegah penularan,” pungkasnya. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Ponorogo. (KR-YUN/AS)

IKLAN

Recent-Post