Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

HILANGNYA PERAN ORANG TUA

Rino Desanto W
Dosen Politeknik Negeri Madiun 

Membaca berita meninggalnya seorang guru setelah dianiaya muridnya di sebuah sekolah di Sampang Madura, membuat hati serasa teriris. Apa pun alasannya, penganiayaan tersebut sulit untuk diterima dengan akal sehat. Sebuah tindakan brutal diluar kewajaran, mencederai nilai peradaban. Kepada guru yang selama ini telah menjadi orang tua kedua, yang memberikan banyak ilmu, masih demikian tega menganiaya hingga ajal. Apalagi pada orang yang tidak ada hubungan sosial dan tidak memiliki hubungan darah, bisa jadi akan bersikap lebih brutal lagi, hanya karena sebuah alasan kecil.
Kejadian ini membuka mata kita bersama, bahwa ada yang kurang selama proses pembentukan kepribadian anak. Dimanakah orang tua selama ini? Kemana sajakah orang tua selama ini? Sampai tidak mengatahui si anak memiliki sifat brutal. Tidak memiliki belas kasih, tidak menghiraukan orang lain, tidak menghargai orang lain, tidak memiliki rasa hormat pada siapa pun, baik pada yang lebih tua maupun yang telah mendidiknya. Namun, jika sedikit disentuh reaksinya sangat berlebihan.
Peran orang tua dalam pembentukan karakter anak sepertinya telah lama ditelan bumi.
Lebih mengkhawatirkan lagi, jika si anak setiap hari mengkonsumsi pemandangan brutal yang pelan tapi pasti berpengaruh pada pembentukan karakternya. Tampaknya ada banyak hal yang tidak diketahui orang tua terkait perkembangan jiwa si anak. Ada kecenderungan orang tua melepas anak begitu saja, tanpa pengawasan berarti. Demikian percayanya orang tua pada si anak sampai-sampai tidak merasa perlu berbuat apa pun demi perkembangan jiwa si anak. Percaya pada anak sungguhnya dibutuhkan oleh anak agar menambah percaya diri anak. Namun jika berlebihan akan menjauhkan pengawasan, akhirnya orang tua buta dengan anaknya sendiri.
Ada baiknya kelonggaran diimbangi dengan pengetatan, agar tidak terjadi ketimpangan. Terlalu longgar menjadikan kebebasan tidak terkontrol, terlalu ketat juga menjadikan anak tidak berkembang, kreativitasnya tenggelam. Disinilah peran orang tua tak terhindarkan. Tidak elok jika orang tua menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya pada sekolah. Tugas guru tidaklah ringan, yang ditangani guru banyak siswa, banyak adminstrasi, dan banyak ekstra lainnya. Tanpa peran serta orang tua, hasil pendidikan tidak akan maksimal.
Orang tua tak boleh lalai bahwa mereka dan guru sama-sama berperan sebagai orang tua dan sekaligus sebagai pendidik. Jalinan kerja sama antara orang tua dan guru, sinkronisasi arah pendidikan dalam pembentukan karakter anak, tidak bisa dihindari. Seyogyanya orang tua tidak lagi melepas anak begitu saja dan menyerahkan anak sepenuhnya pada sekolah. Itu tidaklah adil. Jika anak berhasil, orang tualah yang bangga pada anaknya, bukan pada gurunya, tapi kalau anak brutal menyalahkan sekolah karena telah gagal mendidik anak. Itu juga tidak adil. Membesarkan anak cukup diberikan materi. Tapi mendidik anak tidak cukup hanya dengan materi.
Mendidik anak membutuhkan banyak waktu, orang tua musti menyisihkan waktu untuk memberikan perhatian dan kasih sayang untuk anak. Seperti menanam pohon, butuh waktu setiap untuk menyiram, jika tidak pohon akan mengering. Demikian juga dengan anak, jiwanya akan mengering jika tidak pernah disiram kasih sayang. Kesadaran orang tua akan perannya sebagai pendidik sangat dibutuhkan, agar ada kepedulian terhadap nasib anaknya ke depan. Tanpa kesadaran akan peran tersebut orang tua akan cenderung berperan sebagai sosok pemenuh materi saja.
Sebagai pemenuh materi saja jelas belum cukup. Banyak waktu yang musti disisihkan orang tua untuk anak, mulai dari bangun tidur sampai lelap kembali. Banyak hal yang musti dilakukan orang tua untuk anak. Seperti, setiap saat mengamati setiap tutur kata dan perilakunya, memberikan petuah, lebih banyak memberikan contoh dari pada memerintah. Mengasah sensitifitas sosial anak, menumbuhkan rasa peduli anak pada yang lemah dan melindungi yang lemah. Peran orang tua ini akan berhasil seperti yang diharapkan kita bersama jika orang tua bisa berjalan seiring dengan bersama guru.
Jalinan guru dengan orang tua sudah saatnya dihidupkan dalam rangka meningkatkan peran serta orang tua dalam pendidikan anak. Kuncinya ada pada komunikasi efektif antara orang tua dan guru. Kunci ini yang tampaknya selama ini diabaikan. Kunci ini tidaklah mahal, untuk mendapatkannya hanya dibutuhkan kepedulian. Kepedulian terhadap anak sesungguhnya sebuah kepedulian terhadap masa depan bangsa. Anaklah yang akan mempercantik wajah negeri ini di masa depan. Untuk itu, perlu dikuatkan tali silahturohmi antara orang tua dan guru, termasuk dukungan dari semua unsur masyarakat.

IKLAN

Recent-Post