Banjir Surut, Pengungsi Ponorogo Minta Pulang Untuk Bersih-bersih Rumah
PONOROGO (KR) – Banjir yang merendam sekitar 20 titik di
Ponorogo dan sekitarnya sudah mulai surut. Hal ini membuat para pengungsi
memilih untuk segera pulang dan membersihkan rumahnya masing-masing.
Sumani selaku Kepala Dinas Sosial Kabupaten Ponorogo
mengatakan para pengungsi yang ada di Sasana Praja maupun di titik pengungsian
lain sudah meminta untuk pulang ke petugas posko pengungsian, Jumat (8/3).
Mereka yakin air yang menggenangi rumah meraka sudah surut sebab sejak Kamis
(7/3) malam hingga Jumat dinihari sudah tidak lagi hujan.
“Banyak yang yakin rumahnya sudah tidak tenggelam. Tapi kami
tetap bertanggung jawab sehingga pagi-pagi sekali tadi sudah kami lakukan
pengecekan. Ternyata betul, sudah banyak yang surut. Maka pagi ini kita izinkan
untuk pulang dan kita antar,” ujar Sumani di lokasi pengungsian Gedung Sasan
Praja.
Kepulangan para pengungsi yang dari tengah kota memanfaatkan
truk dari Dinas Polisi Pamong Praja dan beberapa kendaraan khusus. Kendaraan
ini disesuaikan dengan kondisi pengungsi. Untuk yang hamil dan sakit tertentu
memang ada perlakukan khusus atau prioritas.
“Meski sudah pulang, tapi untuk kebutuhan mereka seperti
makan dan lainnya tetap disuplai dari dari Dapur Umum Dinsos,” ujarnya.
Dengan begitu, dari 3.048 pengungsi yang terdeteksi di 20
titik di sekitar Ponorogo tinggal sekitar 100-an orang saja. Para pengungsi
tersebut rata-rata memang rumahnya belum bisa ditinggali. Sedangkan di
titik-titik yang lain sudah banyak yang pulang karena memang mengungsi di
sekitar rumahnya saja.
“Sekarang untuk yang sudah pulang ada upaya untuk kerja
bakti bersama relawan untuk melakukan pembersihan rumah-rumah warga dari lumpur
dan lainnya,” ujarnya.
Mia, 40, warga Brotonegaran, mengaku belum bisa pulang ke
rumahnya. Rumahnya yang di dekat tanggul memang sudah tidak terendam, tapi
akses ke rumahnya masih terkepung banjir.
“Kemarin itu di dalam rumah air 1 meter saja, tapi di luar
rumah ya dalam, sekitar 3 meter. Dan tadi dicek belum memungkinkan untuk
pulang. Listrik belum nyala, pompa air nggak tahu hilang atau tidak, jadi kami
sekeluarga lima orang memutuskan masih di sini dulu,” ujar Mia yang rumahnya
berada di dekat tangkis Brotonegaran ini.
Dilansir dari : ponorogo.go.id