Usai ikuti FGD, Pemilih Pemula Diharap Bisa Berpartisipasi Serta Mengawasi Jalannya Pemilu
PONOROGO (KR) – Bertempat di gedung Sasana Praja Polres
Ponorogo, telah berlangsung Focused Group Discussion (FGD) yang di adakan dalam rangka Kegiatan Polisi Yang Ditingkatkan
oleh Polres Ponorogo, Selasa (26/3).
kasat Binmas Polres Ponorogo AKP Bambang Rulijanto mengatakan
FGD ini bertujuan memberikan pengetahuan dan wawasan kepada para pelajar agar
bisa memahami proses pileg dan pilpres yang akan segera dilaksanakan tanggal 17
April nanti.
“Tidak itu saja, mereka juga bisa menyampaikan pengetahuan
yang didapatkannya hari ini kepada orang tuanya, keluarganya dan kerabatnya
yang akan mencoblos,” ujarnya.
Para pelajar juga diharapkan mampu turut menjaga situasi
keamanan yang sudah kondusif. Sehingga pesta demokrasi tetap damai, sejuk dan
aman. Apalagi, mereka adalah generasi milenial yang akrab dengan gadget dan
segala isinya. Termasuk berita bohong alias hoax sekalipun.
Para pemateri dalam FGD kali ini juga menyampaikan materi
soal anti hoax, radikalisme dan money politics. Dengan adanya materi ini, para
pemilih milenial tersebut bisa lebih berpartisipasi secara mantap dalam pileg
dan pilpres kali ini.
“Tentunya kita ingatkan soal hoax dan ujaran kebencian yang
akhir-akhir ini muncul. Kita berikan pemahaman sampai pada hukum dan sanksi
yang melekat pada penyebarannya,” imbuh Ahmad Syaifulloh.
Pemilih pemula yang masih berstatus pelajar adalah pemilih
yang dipastikan kritis dan memiliki banyak pertimbangan. Mereka diharapkan bisa
ikut berpartisipasi dalam pileg dan pilpres pada 17 April nanti. Juga turut
mengawasi proses demokrasi yang tengah berlangsung.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Ponorogo
Ahmad Syaifulloh, usai FGD mengatakan, para pelajar adalah salah satu penentu
keberhasilan pemilu kali ini. Mereka diharapkan bisa berpartisipasi dalam
pemilu, baik dengan ikut mencoblos maupun menjadi panitia pemilu untuk yang
usianya sudah lebih dari 17 tahun.
“Para pelajar bisa ikut mencoblos sesuai pilihannya
berdasarkan hati nurani dan mempertimbangkan berbagai informasi yang
didapatkannya. Yang tidak kalah penting, mereka bisa ikut melakukan pengawasan
selama proses kampanye, hari pencoblosan dan pasca pencoblosan,” ungkapnya
sambil menyebut telah memberi sejumlah kisi-kisi soal kecurangan dan
pelanggaran pemilu di hadapan sekitar 1.000 peserta FGD.
Pria yang akrab disapa Mas Choi ini menyatakan, para pelajar
ini pun bisa melakukan pelaporan bisa menemui berbagai hal yang dinilai
merupakan pelanggaran pemilu. Seperti kampanye di hari tenang, baliho atau
banner caleg atau pasangan capres-cawapres yang berada di lokasi yang tidak
dibenarkan atau praktek politik uang alias money politics. Bisa melapor melalui
nomor WA Bawaslu maupun ke petugas dari Bawaslu di berbagai tingkatannya
seperti Bawaslu tingkat desa.
“Mereka harus bisa menunjukkan bahwa mereka bisa ikut
berperan serta dalam pesta demokrasi ini,” ujarnya.
Dilansir dari : https://ponorogo.go.id

