Di Doktrin Isu Kiamat 52 Warga Watu Bonang Ponorogo Pindah Ke Malang
PONOROGO (KR) - Di
picu ajaran bahwa kiamat sudah dekat dan yang pertama mengalami kiamat adalah
wilayah mereka membuat kepindahan
mendadak 52 warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo ke
salah satu pondok yang ada Malang. Mereka menjual harta benda yang mereka
miliki dengan harga murah di antaranya, sejumlah tanah berikut rumahnya dijual
murah meriah, cuma Rp 20 juta. Begitu juga ternaknya, dijual Rp 8 juta.
Diketahui beberapa hari setelah kepindahan mendadak warga Watu Bonang tersebut, Seseorang yang telah mendoktrin warga adalah Katimun, warga setempat yang akhir-akhir ini
rumahnya menjadi tempat berkumpul warga yang takut kiamat itu.Identitas Katimun
itu disampaikan Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni kepada wartawan.
"Yang membawa ajaran ini ke Ponorogo atau ke Desa Watu
Bonang itu, warga kami, namanya Katimun," kata Ipong Muchlissoni.
"Jadi intinya, dia mengatakan kiamat sudah dekat,
jamaah diminta menjual aset-aset yang dimiliki untuk bekal di akhirat, atau
dibawa dan disetorkan ke pondok. Jamaah harus salat lima waktu di masjid,"
kata Ipong Muchlissoni saat, Rabu (13/3)
Ipong menuturkan, sekitar dua bulan lalu, usai pulang
menimba ilmu di Malang, Katimun mendatangi rumah ke rumah, mempengaruhi warga
dan menyebarkan ajarannya.
Kepada warga, Katimun menyampaikan bahwa kiamat sudah dekat.Selain
meminta menjual aset yang dimiliki untuk bekal di akhirat atau dibawa ke
pondok, Katimun juga meminta agar warga menyiapkan senjata atau membeli pedang
seharga Rp 1 juta.
"Mereka bilang Ramadhan besok ini akan ada huru-hara,
perang. Jamaah diminta untuk membeli pedang ke pak kiai, harganya Rp 1 juta,
yang tidak beli pedang diminta menyiapkan senjata di rumah, dan seterusnya
lah," kata Ipong.
Dalam ajaran tersebut, juga dikatakan bagi anggota pengajian
yang ikut ke Malang akan selamat dan terhindar dari kiamat.
"Ini nggak masuk akal. Mereka sampaikan kalau ikut grup
ini, kalau dunia ini kiamat, mereka tidak ikut kiamat," kata Ipong.
Ipong mengatakan pengikut kiai asal Kasembon itu tidak hanya
berasal dari Ponorogo saja. Informasinya berasal dari berbagai kabupaten di
Jawa Timur.
"Ini memang nggak bisa didekati level kapolsek, nggak
bisa, harus dari Polda Jawa Timur, Pemprov Jatim," imbuhnya.
Kisah ini mencuat setelah ada postingan netizen bernama
Rizky Ahmad Ridho, di grup Facebook Info Cegatan Wilayah Ponorogo (ICWP) pada
Senin (11/3) sekitar pukul 10.14 WIB.
"#kepoinfo seng omahe watu bonang enek ora jarene
lemah' pdo.di dol.gek pindah neg malang kae kronologine pie.. Seng 2
krngu" jarene kenek doktrin seng kiamat disek dwe daerah kno gek jarene
neh kui gae jaket MUSA AS..kui aliran opo lurrr.samarku mbat brawek neg
daerah" lio..Ngnu wae..mergo rdok nyamari babakan ngne kie wedi ko mbat di
gae edan lak io.jembuk," tulis Rizki di Grup ICWP.
Kira-kira dalam bahas Indonesia, berarti:
"#kepoinfo yang rumahnya di Watu Bonang ada apa tidak.
Katanya tanah semua dijual terus pindah ke Malang itu gimana kronologinya.Dengar-dengar
katanya kena doktrin yang kiamat pertama daerah situ dan katanya ada yang pakai
jaket MUSA AS.Itu aliran apa, khawatirku merembet ke daerah lain. Gitu aja.
Soalnya agak membahayakan bab seperti ini takutnya malah membuat orang
gila."
Unggahan tersebut mendapat lebih dari 1400 komentar dan 1000
like dari netizen.
Seorang netizen bernama Muhtar Tatung, membenarkan kabar
tersebut.
Muhtar mengatakan, di desanya terdapat keluarga yang
tiba-tiba menjual mobil, motor, sapi lantaran percaya empat tahun lagi akan
tiba kiamat.Orang tua bersama anak dan istrinya diajak ke Malang untuk
beribadah.
"Gonku enek mas mobile montore sapine didol jare 4thun
engkas rep kiamat.wong tuane sak anak bjone diajak neng malang.jare rep
ngibadah tohok," tulis Muhtar.