Kementan Bersama Pemkab Magetan Gerak Cepat Ambil Langkah Antisipasi Untuk Atasi Kekeringan
MAGETAN (KR) – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama
Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan, bergerak cepat mengambil langkah-langkah
antisipasi untuk mengatasi kekeringan yang melanda Kabupaten Magetan.
Berdasarkan data yang di himpun, lahan yang mengalami
kekeringan kategori berat ada 151 hektare, kekeringan sedang mencapai 116
hektare, kategori ringan 143 hektare, dan yang mengalami puso mencapai 167
hektare.
"Kekeringan tersebar di empat kecamatan, yakni
Kecamatan Panekan Barat, Sukomoro, Parang, dan Magetan," sebut Direktur
Irigasi Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan,
Rahmanto, Jakarta, Rabu (19/6).
Di Kecamatan Panekan, kekeringan terjadi di Desa Turi,
Sidowayah, Banjarejo, Mangasri, sedangkan di Kecamatan Barat, di Desa Bogoreno.
Di Kecamatan Parang, kekeringan melanda Desa Parang, Mategal, Ngaglik,
Tamanarum, Pragak, Krajan, dan Joketro.
Sedangkan di Kecamatan Sukomoro, padi yang mengalami
kekeringan ada di Desa Truneng, Bogem, Kedungguwo, Bibis dan Kentangan. Lalu di
Kecamatan Magetan, padi yang mengalami kekeringan ada di Desa Purwosari, Baron,
Selosari dan Mangkujayan.
Untuk mencegah puso meluas, sejumlah langkah diambil. Salah
satunya dengan membuka pintu air dari Telaga Sarangan.
"Kita mengambil langkah untuk menurunkan air dari
Telaga Sarangan, agar kekeringan dan puso tidak meluas," ujarnya.
Langkah lainnya, memanfaatkan sumber daya air tanah dengan
teknologi pompa air, untuk mengairi sawah yang mengalami kekeringan. Saat ini,
sudah ada 14 unit pompa air yang tersebar di 10 kecamatan.
"Memaksimalkan 14 pompa air yang ada. Bila belum cukup,
nanti akan diupayakan irigasi air tanah dangkal untuk mengurangi dampak
kekeringan," jelasnya.
Rahmanto mengimbau petani agar melakukan pengaturan dan
penerapan pola tanam sesuai anjuran yang spesifik lokasi, yang berdasarkan
kondisi agroklimat setempat, serta menggunakan varietas berumur genjah dan
tahan kekeringan.
"Selain itu juga dilakukan sosialisasi dan penyuluhan
kondisi musim dan iklim kepada petani, serta pemberdayaan kelembagaan P3A
menuju P3A yang mandiri, sehingga mampu melakukan upaya-upaya antisipasi
terhadap kekeringan," kata Rahmanto.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura
Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHP KP) Kabupaten Magetan, Edi Suseno
mengklaim, kerugian akibat kekeringan lahan pertanian diperkirakan mencapai Rp
13 miliar.
"Total 167 hektare itu dipastikan puso. Kerugiannya
diperkirakan Rp 13 miliar. Itu data per pertemuan kemarin dari provinsi,"
ujarnya.
Edi Suseno menambahkan, gagal panen akibat kekeringan yang
dialami petani di Kabupaten Magetan akibat musim kemaru yang datang lebih awal,
yakni pada April.
"Kami juga melakukan sosialisasi untuk mengganti
tanaman padi dengan palawija dan anjuran pada petani untuk mengikuti asuransi
lahan pertanian," kata Edi.
Dilansir dari : Suara.com

