Pencari Pasir Temukan Fosil Tulang Raksasa Saat Mencari Pasir Di Kali Ketonggo Ngawi
NGAWI (KR) – Warga desa Desa Tempuran, Kecamatan Paron,
Kabupaten Ngawi di gegerkan dengan temuan fosil tulang raksasa, Rabu (19/6).Fosil
tulang raksasa yang di duga tulang kaki gajah purba tersebut di temukan oleh Slamet
(50) seorang pencari pasir yang saat itu sedang berkerja di Kali Ketonggo Ngawi.
Bambang Sumaryono, salah warga Desa Tempuran mengatakan penemuan
fosil tulang raksasa itu bermula saat Slamet, yang kesehariannya mencari pasir
di Kali (sungai) Ketonggo, terlihat mengangkat fosil tulang itu dari dasar
sungai dan membawanya ke pol (penampungan) pasir.
"Ketika itu Mas Slamet lagi menyelam, sampai di dasar
sungai melihat tulang raksasa itu. Kemudian tulang didekati, awalnya dikira
kayu. Setelah yakin benda itu tulang, diangkat ke permukaan dan dibawa ke pol
pasir ditunjukkan ke teman teman," kata Bambang Sumaryono, Rabu (19/6).
Tulang raksasa itu, tambah Bambang, disinyalir tulang gajah
purba yang sudah punah ratusan tahun lalu. Melihat besarnya fosil tulang itu,
merupakan kaki bagian atas atau paha. Dengan panjang kurang dari 100
centimeter.
"Kalau saya baru tahu, ada tulang sebesar dan sepanjang
itu. Kemungkinan fosil raksasa itu masih banyak disekitar tempat ditemukannya
tulang kaki atas itu. Sempat diukur panjang tulang raksasa itu mencapai 75
centimeter," ujar Bambang kepada Tribunjatim.com.
Temuan tulang raksasa itu, membuat warga Desa Tempuran
sontak berbondong bondong menuju pol pasir pinggir Kali Ketonggo untuk melihat
tulang diduga gajah purba atau stegadon.
"Saya kira tulang sebesar itu tadi fosil kayu, ternyata
fosil binatang. Saya belum pernah lihat tulang sebesar itu," kata Darlina
warga Desa Tempuran yang penasaran melihat tulang raksasa itu.
Agar tidak rusak, fosil tulang raksasa binatang purba temuan
Slamet itu dibawa ke rumah perangkat desa setempat, sambil menunggu petugas
dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Mojokerto, Jawa Timur.
"Tulang itu disimpan dirumah perangkat Desa Tempuran,
untuk menghindar agar tidak rusak,"lanjut Bambang Sumaryono kepada
Tribunjatim.com.
Rencananya warga Desa Tempuran akan kembali menyelam untuk
mencari dan mengangkat fosil tulang purba itu. Ditengarai masih banyak
berserakan didasar sungai Ketonggo.
"Kemungkinan tulang tulang binatang purba itu masih
berserakan terpendam di dasar sungai Ketonggo," katanya.
Dilansir dari : https://jatim.tribunnews.com

