Dinas PU SDA Lakukan Beberapa Langkah Untuk Antisipasi Bencana Kekeringan
SURABAYA (KR) – Untuk mengantisipasi menghadapi bencana
kekeringan yang mulai melanda di Jatim, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sumber Daya
Air (SDA) Provinsi Jawa Timur telah melakukan sejumlah langkah. Dimana hasil
evaluasi kekeringan dan monitoring PU SDA terdapat kekeringan irigasi teknis
ada seluas 12.451 hektare di 11 kabupaten/kota yang masuk penyusunan peta rawan
kekeringan di Jatim.
![]() |
| Kepala Dinas PU SDA, Abduh Matalitti ditemui di kantornya. |
Kadis PU SDA Provinsi Jatim, Abduh Mattalitti dikonfirmasi,
Jumat (28/6) mengatakan pola Operasi Waduk Alokasi Air (POWAA) sedikit di bawah
pola, tetapi masih bisa memenuhi kebutuhan irigasi.
Langkah yang diambil untuk mengantisipasi kekeringan, lanjut
dia, dilakukan penyusunan sistem giliran, pemantauan penerapan Rencana Tata
Tanam Global (RTTG), sosialisasi kondisi ketersedian air di tampungan,
efisiensi penggunaan air irigasi, mencari alternatif suplai air irigasi dari
sumber lain. Semisal, pompa air tanah dan pompa dari sungai.
"Pihak SDA juga terus berkoordinasi dengan OPD lainnya
seperti Dinas Pertanian, Cipta Karya, BPBD untuk menyiapkan dan menyediakan
tangki air bersih yang akan disalurkan ke daerah yang mengalami
kekeringan,"pungkasnya.
Seperti diketahui, Musim kemarau 2019 berdampak di 24
Kabupaten/Kota di Jatim yang berpotensi kekeringan. Catatan BPBD Jatim, dari 38
kabupaten kota itu ada 24 kabupaten yang berpotensi yaitu 180 kecamatan, 556
desa yang akan mengalami kekeringan.
Bahkan Dinas Pertanian juga mencatat ada 10 daerah supaya
tidak menanam tanaman padi. Daerah yang masuk kategori sangat rawan kekeringan
adalah Lamongan, Bojonegoro dan Pacitan. Sedangkan daerah kategori rawan adalah
Tuban. Kemudian, untuk cukup rawan meliputi daerah Ngawi, Tulungagung, Madiun,
Gresik, Mojokerto dan Lumajang.
Dilansir dari : http://kominfo.jatimprov.go.id

