Pemkab Ngawi Gelar Jamasan Pusaka Untuk Peringati Hari Jadi Ngawi
NGAWI (KR) – Untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Ngawi
ke-661, berbagai rangkaian acara di gelar. Salah satunya dengan menggelar ritual
jamasan pusaka, sejumlah pusaka peninggalan pendiri Ngawi di era Kerajaan
Majapahit di antaranya dua buah tombak Kiai Singkir dan Kiai Songgolangit serta
dua payung yakni Tunggul Wulung dan Tunggul Warono dikeluarkan dari gedhong
pusaka.
Jamasan pusaka Ngawi dilaksanakan di Pendapa Wedya Graha.
Ritual jamasan dipimpin langsung Bupati Ngawi Budi Sulistyono dan dihadiri
Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) serta kepala OPD di lingkup Pemkab Ngawi.
Mereka mengenakan pakaian adat Jawa saat mengikuti prosesi jamasan.
Satu persatu pusaka dijamas para sesepuh yang tergabung
dalam paguyuban Permadani (Persatuan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia) Cabang
Kabupaten Ngawi.
“Bagi leluhur kita, pusaka ini merupakan sebuah kekuatan.
Kita tidak bisa melupakan adat istiadat. Maka inti dari tradisi ini adalah
melestarikan, jangan sampai kita melupakan sejarah. Karena merupakan bagian
dari perjalanan kita membangun Ngawi,” ujar Budi Sulistyono.
Jamasan pusaka yang begitu sakral semakin bertambah ketika
diiringi dengan lantunan gending Pakurmatan khususnya Ketawang Ngawiyat dan
Gending Boyong Basuki yang ditabuh para pangrawit.
“Jamasan pusaka dilakukan setiap tahun,” jelas Ki Sugito
Pramono, ketua Permadani.
Menurut dia, jamasan pusaka dalam rangka Hari Jadi Kabupaten
Ngawi ini merupakan bagian dari wujud melestarikan budaya Jawa yang adiluhung.
Sehingga ke depan para generasi muda mengetahui kebudayaan yang diwariskan para
leluhurnya.
Dilansir dari : https://www.timesindonesia.co.id