MADIUN (TBM KRIDHARAKYAT) - PANDEMI Covid-19 berimbas terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, salah satunya yaitu industri pariwisata. Jumlah pengunjung yang datang ke destinasi wisata menurun drastis bahkan nyaris tidak ada sehingga mengancam keberlangsungan pengelolaannya. Hal tersebut hampir terjadi di semua obyek wisata termasuk di Madiun.
MADIUN memiliki makna yang tidak kecil dalam panggung sejarah Jawa maupun sejarah Indonesia. Banyak peristiwa sejarah yang berlatar di Madiun. Sehingga tidak mengherankan kalau di Madiun dijumpai banyak peninggalan sejarah, baik yang berupa material maupun imaterial. Selain itu juga dijumpai tempat-tempat peninggalan sejarah
(situs sejarah). Situs dan peninggalan sejarah yang beranek ragam tersebut potensial dan menjadi daya tarik untuk dijadikan sebagai obyek dan destinasi wisata. Diantaranya :
Prasasti Mruwak, Prasasti Bibrik, Prasasti Klagenserut dan
Patung Dewi Sri, Candi Wonorejo, Kelompok Arca Mejayan, Situs Urawan, Lambang Kuning, Mangiran, Masjid Kuno dan
Makam Kuncen Demangan, Sendang Kuncen-Tundung Madiun, Masjid Kuno dan
Makam Taman, Masjid dan
Makam Ki Ageng Basyariyah, Pesarean Agung Kuncen Mejayan, Monumen Kresek, dan lain-lainnya.
PENGUNJUNG SITUS sejarah memiliki motivasi dan tujuan yang belum tentu sama. Ada yang ingin belajar
(edukasi), mencari inspirasi, rekreatif, dan lain-lainnya. Dalam konteks ini diperlukan
informan/komunikan. Salah satu sumber informasi dan komunikannya adalah juru pelihara. Juru pelihara situs memiliki peran penting karena juru peliharalah yang berhadapan langsung dengan pengunjung. Oleh sebab itu juru pelihara perlu memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang mumpuni tentang situs yang dijaganya. Jika harapan tersebut sesuai kenyataan maka pengunjung akan terpuaskan, terkesan dan sangat mungkin akan berkunjung kembali dan/atau mempromosikan sehingga akan meningkatkan kunjungan, pendapatan, dan kesejahteraan.
Untuk itu
Dr. Muhammad Hanif, M.M., M.Pd., Nur Samsiyah, M.Pd., dan
Endang Sri Maruti, M.Pd. (Tim Program Kemitraan Masyarakat Stimulus/PKMS Universitas PGRI Madiun) yang didukung Kementerian Riset dan Teknologi-Bidang Riset dan Inovasi Nasional dalam masa pandemi Covid-19 tetap berinteraksi dengan para juru pelihara dan berusaha meningkatkan keterampilan bercerita sejarah para juru pelihara situs sejarah Madiun dengan metode bercerita berpasangan. Adapun teknik pelaksanaannya sebagaimana tergambar pada bagan.
(KR- WAHYUDIANTO).