Tas Anyaman Desa Singgahan Madiun Tembus Pasar Australia dan Hong Kong
MADIUN (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Gesekan tali strapping terdengar ritmis dari teras rumah sederhana di Desa Singgahan, Kecamatan Kebonsari. Belasan ibu rumah tangga tampak tekun menganyam hingga membentuk tas berwarna-warni.
Aktivitas ini bukan sekadar mengisi waktu luang, tapi juga menjadi sumber penghasilan tambahan bagi keluarga mereka. ’’Ini sudah jadi rutinitas kami setiap hari, biar tetap produktif meski di rumah,’’ ujar Indah Harisanti, ketua kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) Desa Singgahan, Minggu (21/9/2025) lalu.
Kelompok ini berawal dari pelatihan singkat di Balai Latihan Kerja pada 2013. Keterampilan menganyam tali jali dan strapping kemudian berkembang menjadi usaha kolektif yang kini melibatkan 25 ibu rumah tangga. "Dulu awalnya coba-coba, ternyata berlanjut sampai sekarang,’’ imbuh Indah.
Produk yang dihasilkan beragam, mulai dari tas souvenir sederhana hingga tas bermotif untuk hajatan. ’’Dalam sebulan kelompok kami bisa menghasilkan lebih dari 175 tas dengan model berbeda-beda,’’ jelasnya sambil menunjukkan tumpukan tas hasil produksi.
Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai Rp 5 ribu untuk desain sederhana hingga Rp 175 ribu untuk tas motif yang lebih rumit. Pemasaran dilakukan lewat pameran UMKM dan media sosial. ’’Pernah ada pesanan sampai Australia dan Hong Kong. Itu membuat kami makin semangat menganyam,’’ tandasnya. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Radar Madiun. (KR-FEB/AS)
