SURABAYA (KR) - Selasa (26/3) telah berlangsung Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat II Prov. Jatim Angkatan V Tahun 2019 di Kantor Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Prov. Jatim, Jl. Balongsari Tama, Surabaya.
Dalam sambutanya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar
Parawansa mengatakan perkembangan Zaman dan kemajuan dunia mengharuskan semua
masyarakat khususnya bagi peserta Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Kepemimpinan Nasional Tingkat II untuk berpacu dengan kemajuan dunia.
Lebih lanjut dikatakan bahwa perubahan pesat dimasa
mendatang menjadi tantangan yang harus segera ditangkap sekaligus dideteksi
dengan cepat melalui jejaring dan partnership.
Fenomena ekonomi digital di Indonesia telah berubah. Saat
ini beberapa jenis model bisnis dan pekerjaan di Indonesia telah berubah dan
terkena dampak dari arus era digitalisasi. Toko konvensional yang ada sudah
mulai tergantikan dengan model bisnis marketplace. Sama halnya, taksi atau ojek
tradisional posisinya mulai tergeserkan dengan moda transportasi berbasis
online.
Menghadapi kondisi itu, para pemimpin OPD harus mampu
berfikir secara terbuka atau Open Minded terhadap menghadapi perubahan zaman
yang sedemikian cepat. Para pimpinan di OPD di daerah, cepat atau lambat akan
berhadapan seperti ini, yakni harus berpacu dengan kemajuan zaman.
Dihadapan peserta Diklat PIM, Gubernur perempuan pertama di
Jatim itu minta, kepada para OPD atau birokrat tidak lagi membuat inovasi dalam
bentuk swalayan swalayan untuk menjual barang barang yang memiliki rak rak.
Melainkan, mampu berfikir melalui pikiran pikiran inovatif lewat pembaharuan
sikap dan pembaharuan pola yang berjejaring.
Khofifah memandang, kepala OPD harus berfikir dan melompat
dengan tinggi lewat cara melakukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
"Tidak boleh lagi, pimpinan OPD berfikir secara konvensional,"
ungkapnya.
Ia mencontohkan, di Pemprov Jatim tidak boleh lagi ada
bentuk pengembangan UMKM atau industri yang konvensional. UMKM di Jatim harus
tumbuh dan bisa menciptakan start up baru dari Jatim. Akan tetapi, jika tidak
bisa bersaing dengan start up yang ada langkah selanjutnya harus melakukan
kolaborasi.
"Inilah pikiran yang harus melompat dengan pembaharuan.
Harapannya kemajuan daerah mengalami percepatan yang luar biasa bagi
terciptanya pertumbuhan ekonomi baru," ujarnya.
Ke depan, para peserta Diklat PIM II yang nantinya akan
menjadi kepala pimpinan OPD harus terus membuka jejaring untuk memperluas
kerjasama dan kolaborasi dengan start up yang tumbuh di Indonesia. "Saya
berharap, mulai hari ini proses digitalisasi harus terus kita adopsi dalam
setiap proses kinerja kita di lingkungan birokrasi," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Administrasi Negara RI Dr. Adi
Suryanto mengapresiasi bahwa, BPSDM Prov. Jatim salah satu yang terbaik di
Indonesia selain Jabar dan Jateng. Ia
menilai bahwa BPSDM Jatim telah melakukan proses pembangunan nilai, instrumen,
sarana dan prasarana yang berkualitas. "Proses menjadi BPSDM yang hebat
membutuhkan waktu cukup lama. Maka, BPSDM Jatim telah membuktikan diri sebagai
yang terbaik," tegasnya.
Ia menegaskan, bahwa ASN birokrasi dihadapkan pada tantangan
yang tidak sedikit seiring dengan perkembangan zaman. Maka, peningkatan daya
saing yang semakin baik harus terus digenjot dan ditingkatkan. "Kita ingin
di tahun 2020 seluruh ASN dapat naik kelas dunia. Maka butuh upaya, lewat
sinergi dengan semua pihak pengembangan potensi ASN kelas dunia dapat
terwujud," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur meresmikan Gedung Utama BPSDM
Prov. Jatim yang ditandai dengan penandatanganan prasasti.
Dilansir dari : http://kominfo.jatimprov.go.id

