MAGETAN (KR) – Setelah surut banjir yang juga menggenanggi Kabupaten Magetan berdampak pada sektor pertanian yang ada di Magetan ratusan petani mengaku merugi karena padi siap panen yang mereka tanam terendam banjir. Bahkan, sebagian petani gagal panen karena padi mereka terendam lumpur.Nardi salah satu petani yang ada di Desa Jajar Magetan mengatakan para pedagang gabah membeli gabah petani korba banjir dengan harga murah hal ini terjadi karena beras hasil petani korban banjir berwarna hitam.
Biasanya Rp 530.000 per kuintalnya, kalau gabah petani yang terendam banjir paling banter Rp 370.000 karena hasil berasnya hitam,” ujarnya Senin (11/03).
Di Kabupaten Magetan sendiri, luasan lahan yang terdampak banjir diperkirakan lebih dari 150 hektar. Camat Kartoharjo Suwito mengatakan, sebanyak 5 desa terdampak banjir dari meluapnya Sungai Madiun pada Selasa (5/3/2019) lalu.
“Desa Ngelang itu sekitar 70 hektar, Desa Jajar itu 50 hektar, desa sebelah Kutoharjo itu 20 hektar dan Sukowidi itu juga terdampak 10 hektar. Itu semuanya siap panen,” ujarnya ditemui di Desa Ngelang melihat kondisi warga pasca banjir.
Lebih lanjut dikatakan banjir tahun ini merupakan banjir terparah karena dampak banjir sebelumnya hanya beberapa hektar lahan petani yang terdampak. Bagi petani yang terdampak banjir, Pemerintah Daerah Magetan melalui Dinas Pertanian memastikan akan mendapat asuransi mengingat lahan petani yang rentan terendam banjir telah dimasukkan dalam program asuransi.
“Dari sebagian besar itu sudah diantisipasi masuk asuransi pertanian. Kemarin ditinjau langsung oleh tim teknisnya asuransi,“ tambah Suwito.
Sebelumnya. sebanyak 5 desa di Kecamatan Kutoharjo Kabupaten Magetan terendam banjir dari luapan sungai di Madiun sejak Selasa (5/3).
Akibatnya, perumahan sebanyak 400 kepala keluarga di Desa Jajar dan Desa Ngelang terendam banjir. Banjir mulai surut sejak Sabtu lalu dan saat ini warga mulai kembali beraktivitas seperti biasa.
