Ngonthel di Boemi Retno Doemilah Tutup Gelaran Madioen Tempo Doeloe
MADIUN (KR) – Rangkain gelaran Madioen Tempo Doeloe di
akhiri dengan gowes sepeda lawas, Minggu (14/7). Kegiatan tersebut di ikuti lebih
dari lima ribu orang. Bahkan orang-orang dari Kalimantan dan Sulawesi pun ikut
meramaikan kegiatan tersebut. Walikota Madiun Maidi menyebut event serupa bakal
digelar lebih besar ke depan.
"Kegiatan hari ini luar biasa. Lebih dari 30 komunitas
sepeda onthel hadir meramaikan. Apa yang kurang hari ini kita evaluasi untuk
menggelar yang lebih besar ke depan," kata walikota.
Apalagi, peserta tampil dengan berbagai gaya dan busana unik.
Mulai ala masyarakat tempo dulu, bergaya veteran, nona Belanda lengkap dengan
payungnya, hingga bergaya pakaian khas daerah. Ada juga yang berseragam SD
kendati sudah berumur senja. Sepeda yang mereka tunggangi juga tak luput dari
pernak-pernik. Ada yang menghiasi dengan lonceng, bendera, dan memodifikasinya
dengan sound system. Tak heran, gelaran bersepeda cukup heboh lagi seru.
"Artinya, antusias masyarakat luar Kota Madiun akan
kegiatan ini luar biasa. Secara tidak langsung, mereka juga turut meramaikan
peringatan Hadi Jadi ke-101 Kota Madiun. Apresiasi buat mereka,"
ungkapnya.
Di kubu Pemkot, Walikota ditemani Wakil Walikota India Raya,
Sekda Rudiyanto, hingga sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Forkopimda hingga Danrem 081 juga turut meramaikan. Mengambil start di kawasan
Busbo, rute kegiatan sengaja melewati gedung cagar budaya dan sejumlah
fasilitas umum. Hal itu sengaja mengingat Walikota Maidi berencana membuat
wisata cagar budaya. Kegiatan gowes sekaligus ajang peninjauan dan evaluasi.
Selain itu, walikota juga mempromosikan Taman Lalu Lintas Bantaran Kali Madiun
yang akan ditingkatkan fasilitasnya. Tidak hanya sebagai taman olahraga. Tetapi
juga taman hiburan dan jual-beli. Taman ini ke depannya menjadi Sunday Market
menggantikan CFD. Masyarakat dapat berjualan di sana dengan tidak lagi
menggunakan jalan. Pemerintah memang ingin mengembalikan fasilitas umum sesuai
peruntukkannya.
"Jalan harus digunakan sebagai tempat melintas. Tatkala
digunakan untuk berjualan muncul masalah baru. Mulai sampah dan lainnya.
Makanya kita akan coba menggunakan taman bantaran untuk CFD. Waktu berjualan
juga bisa lebih lama tanpa mengganggu pengguna jalan," terangnya.
Dilansir dari : https://www.facebook.com/pemkotmadiun