TBM
KRIDHARAKYAT, MADIUN - Dalam rangka mengawal Gerakan Literasi Nasional
(GLN) dan menjadikan Kabupaten / Kota Wilayah Mataraman Provinsi Jawa Timur
Sebagai Tolok Ukur Gerakan Literasi Secara Nasional, SDM Unggul – Indonesia
Maju, maka Korps Alumni HMI (KAHMI) Mataraman Jawa Timur menggelar Simposium
GLN, di Pendopo Ronggo Djoemeno Madiun, Minggu 22 Desember 2019. Kegiatan ini
juga dipamerkan 600 buku karya literasi putra daerah se-Mataraman Jawa Timur
yang meliputi penulis dari Kab. Magetan, Madiun, Pacitan, Ngawi dan Kota
Madiun.
Sebagai narasumber pada simposium sehari
ini, adalah Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK)
Republik Indonesia yang diwakili Asisten Deputi PAUD, DIKNAS dan Pendidikan
Masyarakat Kemenko PMK, Dr. Femmy Eka
Kartika Putri, M.Si. Nampak hadir, Wakil Gubernur Jatim, Dr. Emil Elistianto Dardak, M.Sc, Bupati Madiun H. Ahmad Dawami, S.Sos, Wali
Kota Madiun, Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd,
Bupati Magetan, DR. Drs. Suprawoto, M.Si dalam Simposium GLN.
Dalam kesempatan ini juga dilakukan
pemberian cindera mata literasi kepada Kepala Daerah Penggerak Literasi,
diantaranya Bupati Madiun, Walikota Madiun, Bakorwil Madiun, Bupati Magetan
dari Kemenko PMK yang diserahkan oleh Wakil Gubernur Jatim, Dr. Emil Elistianto
Dardak, M.Sc. Dilanjutkan pemberian cindera mata yang sama kepada relawan
Literasi oleh Bakorwil Madiun, Dr. Gatot Gunarso.
Sambutan Wakil Gubernur Jatim, mengutip
paparan Mahfud MD, bahwa ilmu pengetahuan saat ini terobsesi rasionalisme
padahal yang harus dilakukan adalah menerima rasionalitas tanpa terfokus pada
rasionalisme. Bahkan sejarah ada yang tidak bisa seratus persen bisa
dibutkikan, sehingga akhirnya memiliki ilmu yang dilandasi kepada kombinasi
rasionalitas dengan yang tidak kasat mata, sehingga segala sesuatu tidak
salamanya bisa dinalarkan, dan akhirnya manusia menyadari ada Sang Pencipta.
Sambutan Menko PMK RI yang disampaikan
Asisten Deputi PAUD, DIKNAS dan Pendidikan Masyarakat menjelaskan kegiatan ini
bagian dari program penguatan karakter yang resmi dilaksanakan sejak 2017.
Gerakan ini hendaknya berkolaborasi dengan literasi sekolah, keluarga sehingga
masyarakat dapat mengakses literasi dengan mudah.
“Mari kita galakkan literasi ini melalui
beberapa kegiatan. Kompetensi literasi merupakan prasyarat dan pondasi yang
dimiliki seseorang dalam memperlajari pengetahuan. Per Maret tahun ini jumlah
KK di Indonesia 57.116.000,- yang jadi pertanyaan adalah seberapa besar orang
tua yang beli buku bacaan, karena literasi berawal dari keluarga,” ujarnya.
Kepada para guru juga diharapkan memberi
contoh gemar membaca dan mendiskusikan dengan siswa. Sedangkan bagi umat Islam
kebiasaan membaca adalah perintah Al Qur’an, Nabi Muhammad SAW mendapat wahyu
pertama di Gua Hiro yang diperintahkan Allah melalui Malaikat Jibril adalah
untuk membaca. (humaskab/agm)