Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Ponorogo Masih Aman dari Covid-19, Tapi Perbatasan Tetap Siaga

TBM KRIDHARAKYAT, PONOROGO – Kabupaten Ponorogo, masih terus bersiaga menghadang masuknya virus corona dari luar daerah. Sejumlah Pos Siaga Covid-19 terus diaktifkan sejak Sabtu 21 Maret 2020 hingga 7×24 jam ke depan meski sampai hari Minggu 22 Maret 2020 belum ada temuan kasus positif corona di Kabupaten Ponorogo. 


BUPATI Ponorogo Drs. H. Ipong Muchlissoni, Minggu 22 Maret 2020 sore hari hingga petang berkeliling menginspeksi pos-pos siaga yang berada pintu masuk atau perbatasan-perbatasan Ponorogo dengan wilayah lain. Mulai dari Pos Siaga Covid-19 di Desa Kedungbanteng yang merupakan jalan masuk dari Kabupaten Magetan, Pos Siaga Covid-19 Desa Sampung yang mencegat pelintas batas dari Magetan dan Wonogiri (Jawa Tengah), Pos Siaga Covid-19 Desa Biting yang menghadang warga yang masuk dari Wonogiri dan Pos Siaga Covid-19 Desa Pangkal yang menyaring masyarakat yang masuk dari Trenggalek.


“YA ALHAMDULILLAH Ponorogo masih aman. Belum ada yang positif terinfeksi corona dan berharap tidak ada yang kena. Akan tetapi kita tetap waspada dan siaga dengan cara memperketat orang yang akan masuk ke Ponorogo dengan pos pemeriksaan seperti ini,” ungkap Bupati Ipong di sela peninjauannya di sejumlah Pos Siaga Covid-19 di Ponorogo.

MENURUTNYA, pemantauan suhu tubuh orang-orang yang akan masuk ke Ponorogo ini memang bukan jaminan bisa mencegah masuknya virus corona dari orang-orang yang ‘membawanya’ masuk ke Ponorogo. Sebab, meskipun terlihat sehat dan suhu tubuhnya normal tetapi bisa saja ada pelintas batas yang mungkin terpapar virus corona. Apalagi, kata Bupati Ipong, masa inkubasi virus ini cukup panjang antara tujuh sampai 14 hari tanpa tanda-tanda terinfeksi corona seperti demam, batuk, nyeri telan, dan sesak napas.

“TAPI pemeriksaan ini adalah upaya yang paling sederhana dan paling dasar yang bisa kita lakukan. Langkah ini adalah sebuah pencegahan untuk melindungi kita semua di Ponorogo. Dan kalau ingin Ponorogo terus aman, maka interaksi dengan orang luar harus benar-benar dibatasi. Idealnya, orang luar ya memang tidak boleh masuk ke Ponorogo,” ulasnya. 


DALAM pemeriksaan atau screening ini, di tiap Pos Siaga Covid-19 disediakan tiga sampai empat alat pengukur suhu yang disebut _thermal gun_. Setiap orang yang melintas masuk ke Ponorogo akan diukur suhunya dengan alat yang mirip gagang pistol ini. Mereka yang suhu tubuhnya di bawah 38 derajat celcius diperkenankan melanjutkan perjalanan. Sedangkan yang lebih dari 38 derajat celcius diminta memasuki pos kesehatan untuk diperiksa lebih lanjut.

“DARI empat titik pos siaga yang sudah saya datangi, yang paling banyak terdeteksi suhunya di atas 38 derajat celcius adalah yang di Mlilir. Ada sekitar 80 orang. Tapi setelah istirahat sejenak, sebagian besar bisa lanjut. Hanya ada dua atau tiga yang diberi tindak lanjut dirujuk ke Puskesmas terdekat dari rumah orang tersebut,” jelas Bupati Ipong. 


POS SIAGA Covid-19 Ponorogo ada di enam titik. Keenamnya di kawasan Desa Mlilir, Kecamatan Babadanyang berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun; Desa Kedungbanteng, Kecamatan Babadan yang berbatasan dengan Magetan; Desa Sampung, Kecamatan Sampung yang berbatasan dengan Wonogiri; Desa Pangkal, Kecamatan Sawoo yang berbatasan dengan Trenggalek; Desa Biting, Kecamatan Badegan yang berbatasan dengan Wonogiri; dan Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung yang berbatasan dengan Pacitan. Puluhan personel gabungan dari Dinkes, TNI, Polri, Dinas Satpol PP, relawan dan tenaga medis RS-RS swasta dikerahkan di Pos-Pos Siaga Corona tersebut. Demikian informasi dari Dinas Kominfo Kabupaten Ponorogo.  (DIST/MIL/IST).

IKLAN

Recent-Post