Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Dinas Pendidikan Nganjuk Dorong Digitalisasi Kelembagaan PNF Lewat Pelatihan Penggunaan Aplikasi



NGANJUK (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk menyelenggarakan pelatihan penggunaan aplikasi bidang pendidikan selama tiga hari berturut-turut, mulai 20 hingga 22 Mei 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pembinaan kelembagaan Pendidikan Nonformal (PNF), dengan melibatkan para tutor, pengelola lembaga, serta pemangku kebijakan dari berbagai instansi terkait.

BERTEMPAT di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk, pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya transformasi digital sebagai langkah strategis untuk memperkuat tata kelola dan akuntabilitas lembaga pendidikan nonformal.

HARI pertama pelatihan (Selasa, 20 Mei 2025) diawali dengan sesi pembukaan, yang dilanjutkan dengan paparan materi kebijakan penggunaan aplikasi pada pendidikan nonformal. DPRD Kabupaten Nganjuk turut ambil bagian dalam memberikan pembinaan kelembagaan, sementara Inspektorat Nganjuk menyampaikan materi pengawasan dan pengelolaan Dana BOP. Pada siang hari, peserta mengikuti sesi pembaruan aplikasi ARKAS dan EBOP yang disampaikan oleh tim teknis Dinas Pendidikan.

PELATIHAN berlanjut pada Rabu, 21 Mei 2025, dengan fokus pada manajemen pengelolaan lembaga PNF dalam penggunaan aplikasi digital. DPP ASTINA (Asosiasi Tutor Pendidikan Kesetaraan Nasional) hadir sebagai narasumber utama, menyampaikan materi secara bertahap selama empat sesi. Para peserta didorong untuk lebih aktif dan mandiri dalam memanfaatkan platform digital guna meningkatkan kualitas layanan lembaga masing-masing.

MEMASUKI hari terakhir, Kamis (22 Mei 2025), peserta mendapatkan pelatihan khusus penggunaan aplikasi Coretax dari KPP Pratama Pare sebagai bentuk dukungan terhadap keterbukaan dan kepatuhan lembaga terhadap regulasi perpajakan. Pelatihan ditutup dengan evaluasi dan refleksi dari Kepala Dinas Pendidikan.

DISELA kegiatan, juga digelar diskusi ringan bersama para guru pendidikan kesetaraan mengenai pentingnya media sosial dan teknologi digital dalam memperkuat identitas profesi dan lembaga. "Tidak cukup hanya mengikuti tren. Media digital seharusnya menjadi ruang untuk menyampaikan nilai, karya, dan semangat mendidik kepada masyarakat," ujar Astatik salah satu narasumber.

GURU yang aktif membagikan konten positif—baik cerita pembelajaran, refleksi, maupun video edukatif—diakui mampu membangun kepercayaan publik. Demikian pula, lembaga yang konsisten menampilkan aktivitas warganya di media sosial akan lebih mudah dikenali dan dinilai memiliki karakter kuat.

MELALUI pelatihan ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi transformasi digital pendidikan nonformal. Harapannya, pendidikan dapat hadir tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga menjangkau masyarakat luas melalui teknologi yang inklusif dan bermakna. (KR-IST)


IKLAN

Recent-Post