Jelang Hari-H, Ponorogo Gelar Geladi Kotor dan Geladi Bersih Upacara HUT ke-80 RI
PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) penuh dengan makna. Perlu proses sekali geladi kotor dan satu kali geladi bersih sebelum Hari-H upacara bendera serta peringatan Detik-detik Proklamasi itu pada Minggu, 17 Agustus 2025. Ketua Panitia Peringatan HUT ke-80 di Kemerdekaan RI di Kabupaten Ponorogo Bambang Suhendro mengatakan bahwa upacara tahun ini mencatatkan jumlah peserta yang terbesar. Kodim 0802 dan Polres Ponorogo masing-masing menurunkan satu kompi pasukan berkekuatan 94 personel. Barisan dengan jumlah yang sama akan diisi anggota KORPRI dan PGRI. “Kami membagi peserta untuk sesi upacara pengibaran bendera dan sesi upacara penurunan bendera agar semua dapat berpartisipasi,” katanya, Rabu (13/08/2025) lalu.
Peserta upacara juga datang dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan anggota sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) pemuda. Jalannya upacara pengibaran bendera akan dimeriahkan pula dengan tari kolosal dari SMAN 1 Ponorogo. Pertunjukan itu menjadi pembuka yang megah. “Kami ingin suasana pagi tidak hanya khidmat, tetapi juga membangkitkan rasa bangga dan cinta tanah air,” terang Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Ponorogo itu.
Bersamaan upacara penurunan bendera sore hari, penampilan marching band Ponpes Al-Islam Joresan yang pernah meraih juara 2 tingkat Jawa Timur akan memeriahkan suasana. Marching band Ponpes Al-Islam Joresan juga pernah meraih juara umum Marching Fild Show Kediri Marching Competeition pada tahun 2024. Bambang berharap adanya marching band menjadi daya tarik tersendiri. “Harapannya, baik pengibaran maupun penurunan bendera berlangsung khidmat sekaligus berkesan,” ungkap Bambang. Menurut Bambang Suhendro, pengguna jalan diminta berhenti sejenak saat peringatan Detik-detik Proklamasi berlangsung. Petugas akan membunyikan sirine di sejumlah perempatan strategis bersamaan pengendara dan pengemudi menghentikan kendaraan mereka. “Kami ingin momentum proklamasi benar-benar dirasakan seluruh warga, meskipun tidak semua bisa hadir di lokasi upacara,” jelasnya.
Lebih dari seremoni, upacara ini menjadi simbol kebersamaan dan semangat nasionalisme warga Ponorogo. Keterlibatan unsur TNI, Polri, pemerintah, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum mencerminkan persatuan yang menjadi roh kemerdekaan. Tahun ini memungkinkan semua unsur terlibat secara bergiliran. “Setiap tahun kami evaluasi. Kali ini pesertanya lebih banyak sehingga makna kebersamaan bisa terasa lebih kuat,” pungkasnya. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Ponorogo. (KR-YUN/AS)