Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

Kemiskinan di Madiun Turun, Tinggal 10,40 Persen



MADIUN (KORAN KRIDHARAKYAT) -  Kabar menggembirakan datang dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Madiun. Jumlah warga miskin kembali mencatat penurunan. Per Maret 2025, persentase penduduk miskin di Kabupaten Madiun turun menjadi 10,40 persen, atau setara 71,59 ribu jiwa. Angka ini lebih rendah dibanding periode Maret 2024 yang masih berada di level 10,63 persen atau 73,15 ribu jiwa.


“Selama setahun terakhir, jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 1,56 ribu jiwa. Tren ini menunjukkan kondisi ekonomi masyarakat mulai membaik,” terang Kepala BPS Kabupaten Madiun, Wisma Eka Nurcahyanti, kemarin (15/9).


Garis Kemiskinan Naik

Meski angka kemiskinan menurun, garis kemiskinan justru naik. Pada Maret 2025, garis kemiskinan ditetapkan sebesar Rp476.506 per kapita per bulan, naik 3,4 persen dibanding Maret 2024 yang masih Rp460.205. Kenaikan ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga kebutuhan pokok, baik makanan maupun nonmakanan.


Indeks Kedalaman dan Keparahan Naik

Menariknya, dua indikator lain justru menunjukkan peningkatan. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) naik dari 1,40 menjadi 1,71. Sementara Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) meningkat dari 0,25 menjadi 0,32. Artinya, meski jumlah warga miskin berkurang, jarak pengeluaran warga miskin terhadap garis kemiskinan makin lebar, dan tingkat ketimpangan antarpenduduk miskin makin tinggi.


Turun Signifikan dalam 20 Tahun

Jika dilihat dari perjalanan panjang 2005–2025, kemiskinan di Kabupaten Madiun berhasil ditekan hampir separuhnya. Dari 137,5 ribu jiwa (21,32 persen) pada 2005, kini tinggal 71,59 ribu jiwa (10,40 persen).


“Ini bukti bahwa program penanggulangan kemiskinan yang digulirkan pemerintah, baik pusat maupun daerah, memberi dampak nyata. Meski begitu, perhatian terhadap kualitas hidup warga miskin harus tetap menjadi prioritas,” ujar Wisma.


Posisi di Jawa Timur

Untuk lingkup Jawa Timur, persentase kemiskinan Kabupaten Madiun berada di posisi menengah dengan 10,40 persen. Angka ini lebih baik dibanding Kabupaten Ngawi yang masih 13,62 persen, namun lebih tinggi dibanding Kota Madiun yang hanya 3,89 persen.  (KR - Agung Marsudi)

IKLAN

Recent-Post