Berita Utama

[News][bleft]

Sari Berita

[Sekilas][twocolumns]

BESTI PREN, Inovasi Ponorogo Dampingi Ibu Hamil dan Tekan Angka Stunting

 


PONOROGO (KORAN KRIDHARAKYAT.COM) - Ibu hamil di Ponorogo tidak akan merasa sendirian selama menyambut datangnya masa persalinan. Program BESTI PREN (Bumil Sehat, Stunting Turun, didampingi Pendamping Keren) memungkinkan mereka mendapatkan pendampingan intens dari kader kesehatan dan anggota organisasi masyarakat (ormas). Ketua Tim Penggerak PKK (TP-PKK) Kabupaten Ponorogo Susilowati sempat kagum dengan tingginya bentuk kepedulian terhadap ibu hamil sekarang ini berkat program BESTI PREN. Jauh berbeda dengan saat Ketua Tim Penggerak PKK (TP-PKK) Kabupaten Ponorogo Susilowati mengandung anak bungsunya pada 25 tahun lalu. “Dulu harus menjalaninya sendiri tanpa ada pendampingan,” kenang Susilowati saat mengikuti Penggerakan Posyandu Aktif dan Monitoring Evaluasi Program. BESTI PREN di Desa Sukosari Kecamatan Babadan, Rabu (6/8/2025) lalu.


Ibu hamil di Ponorogo kini mendapatkan perhatian penuh, bahkan sejak awal kehamilan. Pendampingan dilakukan secara menyeluruh, baik dari sisi medis maupun psikis. “Diajak berdiskusi, dikunjungi, diberikan saran, dan tidak sedikit yang sering ditemani oleh pendamping,” ungkap istri Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko itu.



Ketua Tim Penggerak PKK (TP-PKK) Kabupaten Ponorogo Susilowati, menyampaikan keberadaan para pendamping sangat berarti bagi ibu hamil. Terlebih, untuk ibu hamil yang sedang ditinggal suaminya bekerja di perantauan. Pendamping keren dapat menggantikan kehadiran suami. “Pendamping perempuan itu hadir sebagai teman sekaligus mengingatkan agar ibu hamil selalu menjaga kesehatan diri dan janin dalam kandungan,” ungkapnya.


Ketua Tim Penggerak PKK (TP-PKK) Kabupaten Ponorogo Susilowati menekankan pentingnya menjaga kondisi mental dan emosional ibu hamil. Sedapat mungkin ibu hamil harus bahagia dan tidak memendam kekhawatiran sendirian. Sebab, kondisi psikis sangat berpengaruh pada tumbuh kembang bayi dalam kandungan. “Ibu boleh bercerita langsung kepada pendamping keren karena dengan inilah pemerintah hadir. Ibu hamil akan merasa nyaman dan mendapat perhatian” terang Susilowati yang meluangkan waktu mengunjungi langsung rumah ibu hamil. Pendamping keren juga memberikan perhatian khusus terhadap anak yang terindikasi stunting.



Pemantauan dilakukan secara berkala bersamaan pendampingan gizi agar kembali tumbuh sehat. Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti menyebut salah satu inovasi program BESTI PREN adalah pola pemantauan berdasarkan penandaan warna bendera. Kondisi ibu hamil dan anak stunting dengan risiko tinggi ditandai bendera warna merah. Sedangkan risiko sedang bertanda bendera kuning, dan risiko rendah ditandai bendera hijau. “Memudahkan pendamping dalam melakukan pemantauan, termasuk kewaspadaan lingkungan kalau sewaktu-waktu muncul kondisi kedaruratan,” terang Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti.


Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti, menyampaikan program BESTI PREN menjadi salah satu langkah konkret pemerintah daerah dalam menekan angka stunting, kematian ibu (AKI), dan kematian bayi (AKB). Pendampingan dilakukan secara aktif dan terencana. Ibu hamil didorong untuk rutin memeriksakan kehamilannya minimal enam kali, mengonsumsi makanan bergizi, dan minum tablet tambah darah. Komunikasi antara pendamping dan ibu hamil dibangun secara intensif, baik secara langsung maupun melalui media pesan singkat. “Pendamping keren mendapat pelatihan dan pembekalan dari tenaga kesehatan, serta berkoordinasi dengan tim penggerak PKK di setiap desa,” tambahnya.


Prevalensi stunting di Ponorogo mampu ditekan dari 9,33 persen pada 2023 menjadi 8,06 persen pada 2024. Namun, angka kematian ibu sempat meningkat dari 8 kasus (2023) menjadi 11 kasus pada 2024. Sedangkan angka kematian bayi mengalami penurunan dari 124 menjadi 121 kasus dalam rentang tahun yang sama. Program BESTI PREN di Desa Sukosari menyentuh pendampingan 17 ibu hamil dan 15 anak yang mengalami stunting. Mereka mendapat pendampingan dari para kader kesehatan dan organisasi masyarakat dengan skema satu orang satu pendamping. Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti, mengatakan, pola itu terbukti efektif dalam membangun hubungan yang lebih personal dan responsif antara pendamping dan sasaran.


Menurut Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti, program BESTI PREN juga memperkuat kolaborasi lintas sektor dan peran organisasi masyarakat dalam urusan kesehatan. Tidak hanya PKK, namun juga Muslimat NU, Fatayat NU, Aisyiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah ikut terlibat aktif. Demikian sebagaimana diinformasikan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Ponorogo. (KR-YUN/AS)


IKLAN

Recent-Post